Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita PilihanManado

Manado Menuju Kota Cerdas, GSVL Bertekad Sempurnakan 8 Program Unggulan

×

Manado Menuju Kota Cerdas, GSVL Bertekad Sempurnakan 8 Program Unggulan

Sebarkan artikel ini
manado
Walikota GS Vicky Lumentut

MANADO, (manadoterkini.com) – Saat mencalonkan diri pada Pemilihan Walikota (Pilwako) Manado tahun 2010 lalu, Walikota Manado GS Vicky Lumentut (GSVL) mengawalinya dengan menyusun 8 Program Unggulan untuk Kota Manado. Dan kedelapan program ini kemudian sukses dan mendapat respon positif dari masyarakat Kota Manado.

Karenanya, GSVL bertekad untuk menyempurnakan 8 program ini, untuk periode keduanya menjadi Walikota Manado, apabila dirinya terpilih lagi memimpin Manado. “Saya berterima kasih kepada warga Kota Manado yang telah berpartisipasi dan mendukung program-program kami. Melihat tingginya animo warga untuk memanfaatkan program-program ini, saya sedang melakukan evaluasi untuk menyempurnakan program-program ini agar lebih bermanfaat dan menyentuh seluruh warga Kota Manado. Sebab itu dalam beberapa dialog dan kunjungan saya ke beberapa wilayah di Manado ini, saya meminta masukan dari warga untuk membuat program-program ini lebih baik ke depan. Bisa ada penambahan progam lain, bisa juga ada pengelompokan program biar lebih fokus,” tutur figur yang juga dipercayakan sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sulut ini.

Ditanya soal kunci dari 8 program unggulan ini, GSVL kemudian menyebut penyusunan program-program ini didasarkan pada kebutuhkan masyarakat. “Kebutuhan-kebutuhan masyarakat ini juga didasari pada beberapa pengalaman pribadi saya, melihat beberapa kondisi yang terjadi di Kota Manado ini,” kata sosok bersahaja yang punya komitmen kuat untuk meningkatkan kesejahteraan warganya ini.

GSVL kemudian mengisahkan penyusunan 8 Program Unggulan Kota Manado ini. “Saya menyusun 8 program ini saat sedang di pesawat dalam perjalanan pulang ke Manado dari Jakarta. Saya waktu itu sendirian, sehingga bisa fokus dalam menyusun program-program ini. Tidak ada waktu lagi, karena malamnya program-program itu harus dimasukkan ke dewan (Dekot Manado, red) melengkapi visi dan misi untuk pemaparan besoknya,” beber sosok yang saat ini memimpin para wali kota se-Indonesia dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia (Apeksi).

Maka dalam kurun waktu di pesawat itu, lahir 8 program yang meliputi: 1). Pengobatan gratis bagi warga Manado lewat program Universal Coverage (UC), 2). Program Pembangunan Berbasis Lingkungan (PBL), 3). Santunan duka bagi warga yang meninggal dunia sebesar Rp 2,5 Juta, 4). Meningkatkan honor petugas kebersihan menjadi Rp2 juta perbulan, 5). Memberikan insetif bagi para Rohaniawan, 6). Meningkatkan upah Kepala Lingkungan (Pala) yang hingga sekarang sudah menjadi Rp 2,25 juta perbulan, 7). Bantuan pendidikan bagi siswa yang kurang mampu, dan 8). Kenaikkan tunjangan kerja bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

GSVL kemudian menjelaskan filosofi ke-8 program tersebut. Program kesehatan gratis lewat UC menjadi yang pertama lantaran kesehatan dinilai sebagai fondasi utama untuk menyejahtrakan masyarakat. “Kalau kita tidak sehat, bagaimana kita bisa memaksimalkan kerja kita?” begitu kata suami tercinta Ny Paula Lumentut-Runtuwene ini.

Program yang kedua adalah PBL. Menurut GSVL, ada 3 hal yang bisa dicapai dengan program ini. Pertama, untuk keseimbangan pembangunan di wilayah Manado Utara, Manado Tengah, dan Manado Selatan. Karena selama ini warga di wilayah Manado selalu mengeluh pembangunan selalu diarahkan ke area Manado Tengah dan Manado Selatan. Kedua, agar warga selingkungan bisa solid, karena lewat PBL mereka bisa sama-sama bekerja sehingga tercipta kebersamaan di antara mereka. Dan ketiga, warga bisa lebih menghargai program yang mereka susun dan kerjakan bersama ketimbang proyek yang dilaksanakan pemerintah. “Karena program ini langsung menyentuh kebutuhan mereka,” kata pejabat yang ramah ini.

Program selanjutnya dana duka, didasari pengalamannya waktu menjabat Sekkot Manado. “Waktu itu saya melayat di sebuah rumah duka. Ketika saya tanya kapan penguburannya, pihak keluarga mengatakan belum tahu, karena mereka masih menunggu terkumpulnya dana untuk biaya penguburan. Hal ini membekas dalam diri saya, betapa masih banyak warga yang belum bisa membiayai penguburan keluarganya karena ketiadaan dana. Untuk itu saya kemudian memasukkan program dana duka, dengan harapan tidak ada penderitaan seperti ini di Kota Manado. Saya nilai uang sebesar Rp2,5 juta sudah mencukupi untuk biaya penguburan yang layak,” papar GSVL.(***)