Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita PilihanManado

Manado Butuh Jalan Layang, Assa : Study Masteplan Sejak 2013

×

Manado Butuh Jalan Layang, Assa : Study Masteplan Sejak 2013

Sebarkan artikel ini

manadoMTerkini.com, MANADO – Sebagai Kota jasa Manado berkembang dengan begitu pesat. Tak ayal pertumbuhan ekonomi diatas rata-rata Nasional, berdampak pada peningkatan volume kendaraan. Kemacetan tak dapat dihindari, karena jumlah kendaraan tidak lagi sembanding dengan jalan memadai.

Pemkot Manado sejak kepempinan Walikota GS Vicky Lumentut pun telah melakuakn berbagai upaya mengatasi banjir kendaraan. “Ya banjir kendaraan menjadi tanda awas yang harus disikapi bersama. Karena jalan di Manado itu tidak bertambah terlebih di sejumlah titik. Ringroad tiga yakni Winangun – Malalayang perlu secepatnya dilakukan meski ringroad Kairagi – Buha sudah dalam penyelesaian. Kita berupaya ada akses-akses yang bisa menghubungkan seperti jembatan antara Megamas dan Mantos serta lainnya. Selain itu ada rencana Jalan Layang yang menghubungkan dengan Tol Manado – Bitung,” ujar GSVL sapaan akrab Lumentut waktu itu.

Lanjutnya, beroprasinya Jembatan Soekarno memang sangat membantu, karena bisa menghungkan akses menuju ke Manado Utara. “Saya berharap akses boulevard dua itu bisa tersambung dengan ringroad dua. Penambahan sejumlah jembatan juga sudah menjadi perencanaan guna mengurai banjir kendaraan di Kota Manado,” kata mantan Sekda Manado itu.

Sementera itu, Kepala Bappeda Manado Peter KB Assa ST MSc Ph.D, mengakui akan upaya Pemkot Manado kedepan untuk penambahan jalur transportasi seperti monorail dan jalan layang. Bahkan menurut doktor lulusan Jepang itu mengakui perencanaan tersebut sudah sejak 2013 lalu study masterplannya.

“Digambar memang terlihat monorail. Tapi dalam aplikasinya tidak harus monorail karena kita harus melihat lagi mana yang lebih cocok bagi kota Manado. Tapi, modelnya nanti alat transportasi yang menggunakan rel atau trem. Selain itu, ada juga jalan layang dan jalan tol. Sejak 2013 kami sudah melakukan study masterplan untuk itu,” terang Bart.

Meski diakuinya untuk menambah akses memang susah, karena harus melakukan pembabasan lahan. “Yang bisa sekarang akses jalan layang karena kalau pembebasan lahan susah, apalagi kalau sudah ada yang membangun. Makanya, untuk kedepan perencanaan di Kota Manado bisa saja jalan layang meski harganya memang mahal,” akunya.

Pembangunan yang diharapkan segera terlaksana ini, dikatakannya membutuhkan dukungan anggaran dan sinergitas pemerintah. Hal ini tak bisa dihindari lagi karena biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit.

“Sekarang perlu dilihat, anggaran cukup atau tidak. Per kilo biayanya Rp 200M, itupun harga 5 tahun lalu. Jadi kita akan kerjasama dengan pemerintah pusat. Dalam rangka hal tersebut, sesuai dengan perintah Pak Walikota Manado, hari ini BAPEDDA merampungkan proposalnya. Tentu kami berharap pemprov bersama-sama berjuang, apalagi kalau Gubernur baru dilantik. Setidaknya 5 sampai 10 tahun kedepan, Manado sudah punya jalan layang dan moda transportasi mengunakan rel. Kemacetan tidak bisa dihilangkan, tapi setidaknya dikurangi,” jelasnya.(ald)