Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Minahasa Selatan

Pupuk Bersubdisi di Minsel Langka, Petani Menjerit

×

Pupuk Bersubdisi di Minsel Langka, Petani Menjerit

Sebarkan artikel ini

MTerkini.com, AMURANG – Kalangan petani di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi. Bagaimana tidak, sejak Desember 2015 lalu pupuk bermerek ponska yang mereka gunakan sulit ditemui. Semua distributor yang didatangi menyebut stok lagi kosong.

“Kami sudah beberapa kali menunda penanaman tomat dan cabai, karena pupuk bersubsidi tidak ada,” ujar John Kindangen, petani asal Kecamatan Modoinding.

Menurutnya, kondisi ini jelas merugikan. Bahkan bukan cuma petani, hal tersebut juga bisa menyeluruh ke masyarakat.

“Dengan sendirinya produksi tomat dan cabai menurun. Masyarakat akan kesulitan memperolehnya di pasar,” ungkapnya.

Karena itu, dirinya sangat berharap pemerintah mengambil tindakan terkait kondisi ini. Pemerintah harus menyelidiki penyebab kelangkaan, untuk memastikan hal itu berlangsung alami atau tidak.

“Kalau ternyata ada penimbunan yang dilakukan oknum-oknum tertentu, maka mereka pantas dihukum. Sebab itu namanya mencari keuntungan sendiri tapi mengabaikan kepentingan orang banyak,” keluhnya.

Sementara itu di pasaran petani masih bisa memperoleh pupuk yang non subsidi. Akan tetapi, mereka enggan membeli pupuk tersebut karena harganya yang lebih mahal.

“Kalau pupuk bersubdisi hanya Rp 140 ribu per karung, pupuk non subsidi lebih mahal Rp 200 ribu per karung.

Terkait permasalahan ini, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Minsel Ir Decky Kientjem, tidak menampiknya. Menurut dia, kelangkaan pupuk bersubsidi dikarenakan saat ini sedang masa transisi.

“Biasa setiap awal tahun ini terjadi. Sebab pemerintah pusat harus melakukan penyesuaian terhadap nilai subsidinya,” ungkapnya.

Namun begitu, Kientjem mengaku akan mencoba mengatasi kondisi ini. Kedepan, Distanak akan melatih petani supaya bisa membuat pupuk sendiri. “Sehingga dengan demikian mereka tidak hanya bergantung dari pupuk yang dijual di pasaran,” kuncinya.(dav)