Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Minahasa Utara

PT MSM Diduga Tak Serius Memperhatikan Desa Resetlemen

×

PT MSM Diduga Tak Serius Memperhatikan Desa Resetlemen

Sebarkan artikel ini

tmp_31390-received_10205661080557399657454658MTerkini.com, AIRMADIDI-Perusahaan tambang PT MSM dan TTN yang beroperasi di wilayah Likupang, diduga tak memberi perhatian serius bagi pembangunan desa lingkar tambang, lebih khususnya lagi Desa Resetlemen Kecamatan Lingkupang Timur.

Ketua LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Minut, Howard Pengki Marius, mengatakan kehadiran PT MSM ternyata belum mendatangkan dampak kemajuan bagi pembangunan daerah yang ada di lingkar tambang.

“Salah satunya di Desa Resetlemen ini, kurang mendapatkan perhatian serius, seperti infrastruktur jalan dan sarana air bersih. Padahal perusahaan tambang ini paling dekat jaraknya dengan desa, dan juga dikemanakan dana CSR dari perusahaan untuk desa,” ujar Marius, ketika turun lapangan bersama Pers Minut, Selasa (22/3/2016).

Menariknya, ketika turun lapangan, ditemui ada sumur milik warga diduga sudah tercemar limbah PT MSM. Bahkan warga sudah 3 tahun terakhir ini tidak mengunakan lagi, karena airnya keruh dan berbau.

“Diduga air sumur warga sudah tercemar, karena terkontaminasi dengan limbah PT MSM,” pungkas Marius.

Lebih lanjut, warga desa yang dimintai keterangan mengakui, pihak perusahaan sebelumnya pernah berjanji akan memperhatikan pembangunan lampu jalan, jalan, balai desa, pagar sekolah, dan lapangan pekerjaan. Namun yang direalisasi hanya pagar sekolah dasar.

“Lihat saja infrastruktur jalan tidak diperhatikan, dan soal tenaga kerja dari desa kami tidak sampai 20 orang yang direkrut,”ungkap Berty Wuwungan dan dibenarkan Relly Pangemanan.

Sementara itu, pihak PT MSM melalui Herry Inyo Rumondor, ketika dikonfirmasi wartawan, menjelaskan, terkait limbah sampai saat ini belum ada uji sample yang membuktikan limbah PT MSM membahayakan.

“Dan soal dana CSR, sudah ada pembagian berdasarkan kesepakatan dalam Musrenbang desa dan kecamatan dengan total 2 juta USD per tahun. Begitu juga dengan tenaga kerja, kami tidak mungkin mengakomodir keseluruhan yang ada di desa itu saja dan perekrutan berdasarkan kompetensi atau kemampuan,” tandasnya(Pow)