Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Minahasa Selatan

GMIM Maranatha Bitung Amurang Teguhkan 20 Anggota Sidi Baru

×

GMIM Maranatha Bitung Amurang Teguhkan 20 Anggota Sidi Baru

Sebarkan artikel ini

MTerkini.com, AMURANG-Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Jemaat Maranatha Bitung Amurang meneguhkan sebanyak 20 anggota Sidi Baru yang dilaksanakan dalam sebuah ibadah Minggu (25/3) pagi tadi di gedung Gereja.

Ibadah prosesi Peneguhan Sidi Baru tersebut mulai berlangsung pukul 09.00 WITA, dipimpin Ketua BPMJ Pdt Donald Mangindaan ini dihadiri ratusan jemaat dan keluarga anggota Sidi baru, serta unsur perangkat pelayan Majelis Jemaat Maranatha.

“Saudara-saudari, hari ini akan diteguhkan sebanyak 20 orang sebagai anggota Sidi GMIM. Marilah kita mengantar mereka kepada pengakuan mengikuti Yesus dalam kehidupan mereka di dunia ini. Marilah kita menyatakan syukur dan pujian kita atas kasih setia dan perkenaan Tuhan sambil bersama-sama memuliakan namaNya,” seru seorang Penatua sambil melantunkan KJ 372, Inginkah Kau Ikut Tuhan, yang kemudian Majelis Jemaat memandu Anggota Sidi memasuki ruang ibadah.

Dalam kesempatan melalui khotbahnya menguraikan, bahwa keputusan mengikut Yesus untuk memikul salib bukanlah jalan yang mudah dan gampang.
“Mengikut Yesus sebagaimana Yesus telah berkorban dan menderita bahkan sampai maut bukanlah sesuatu yang mudah. Orang-orang yang mengikut Yesus, mereka harus berada pada jalan penderitaan bahkan sampai mengorbankan dirinya demi suatu keselamatan dan suatu pembaruan hidup,” jelasnya.

Dikatakan, sebanyak 20 anak-anak yang diteguhkan menjadi anggota Sidi Gereja ini telah bersedia dan bertanggungjawab terhadap dirinya, gereja, keluarga dan bagi masyarakat, sehingga anggota Sidi benar-benar dapat membangun diri terhadap pelayanan yang diberikan kepada mereka.
“Karena mengikut Yesus berarti meneladani apa yang telah Yesus ajarkan di dalam firmanNya,” ujrnya.

Menurutnya, selama setahun anggota Sidi telah dididik melalui lembaga katekisasi namun baginya semua itu belumlah cukup, karena proses pendewasaan iman bagi seseorang tidak berhenti pada titik tertentu namun berada dalam suatu proses perjalanan hidup yang panjang.
“Dengan demikian ketika anak-anak ini Sidi, kami kembalikan kepada orang tua untuk mengawasi supaya pengakuan mengikut Kristus itu betul-betul dapat diwujudkan dalam kata dan perbuatan mereka setiap hari, terutama dalam hal bertanggungjawab terhadap proses bergereja dan di dalam jemaat.

Sehingga kalau dalam perjalanan hidup mereka ada hal-hal yang salah yang keliru mereka lakukan diluar Firman Allah yang telah diajarkan, jangan lalu kita mencari kambing hitam dan saling mempersalahkan gereja sebagai lembaga yang membina mereka,” ungkapnya.

Dijelaskan bahwa, salah satu kekurangan dalam mempersiapkan anak-anak menjadi anggota Sidi adalah kurangnya partisipasi orang tua dalam mendidik anak.

Dirinya menambahkan bahwa, seharusnya sejak mereka dilahirkan, telah melalui sebuah proses iman dimana semua ajaran tentang cerita mengenai firman Allah sudah diberikan oleh orang tua untuk memproses iman mereka, supaya ketika mereka bertumbuh, mereka juga akan bertumbuh didalam iman yang bermutu yang dilakukan melalui sikap yang baik yang bisa diterima di dalam keluarga dan masyarakat.

“Karena itu, keluarga harus menjadi basis untuk menumbuhkan iman mereka sehingga kita tidak saling mempersalahkan,” pungkasnya.(dav)