Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Pemerintahan

Olly : Penyerapan Anggaran Salah Satu Indikator Suksesnya Pembangunan

×

Olly : Penyerapan Anggaran Salah Satu Indikator Suksesnya Pembangunan

Sebarkan artikel ini

ODMTerkini.com, SULUT – “Realisasi atau penyerapan dan pelaksanaan anggaran, merupakan salah satu indikator penting suksesnya penyelenggaraan pembangunan yang sedang dan terus kita upayakan”. Demikian diungkapkan Gubernur Sulut Olly Dondokambey saat membuka Rapat Koordinasi dan Evaluasi Program APBN Triwulan Pertama Tahun Anggaran (TA) 2016, di Hotel Gran Puri Manado.

“Kita senantiasa dituntut dapat menunjukan kinerja yang optimal dalam setiap mata rantai pelaksanaannya, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan dan evaluasi,” katanya.

Dijelaskan OD, penyerapan anggaran dana APBN 2016 untuk triwulan pertama baru mencapai 11,55 persen dari pagu anggaran sebesar 8,259,146,4 Triliun. Sedangkan realisasi posisi s/d 11 April mencapai 1,186,854,2 Triliun atau 14,37 persen serta dana blokir 221,686,532 Triliun.

Pagu“Jika di banding dengan pagu anggaran tahun 2015 lalu sebesar 10,500,047 Triliun sedangkan realisasinya 9,413,857,7 Triliun atau 89,66 persenserta dana blokir mencapai 78.490,998 Triliun. Itu berarti terjadi penurunan terhadap APBN 2016 jika di banding dengan APBN  Tahun 2015 mencapai 29,54 persen,” urainya.

Namun demikian Gubernur menyebutkan, kenaikan anggaran Tahun 2016 terbesar ada di belanja pegawai dan barang, sedangkan belanja modal menurun 65,83 persen. Demikian pula dengan belanja bantuan sosial (bansos) di APBN kali ini mengalami penurunan sebesar 120,17 persen disbanding tahun lalu.

“Untuk dana dekonsenterasi sampai dengan dengan 11 April kemarin, jumlah realisasi sebesar 7,38 persen, tugas pembantuan sebesar 2,56 persen, urusan bersama 0,39 persen sedangkan kantor pusat 19,54 persen,” jelasnya.

Karena itu perlu dipahami bersama, bahwa angka serapan ini sejatinya masih sangat rendah, jika di bandingkan dengan angka ideal realisasi anggaran  pada triwulan pertama, yakni paling tidak diatas 20 persen.

Mudah-mudahan APBN 2017 mendatang bisa naik kembali seperti posisi awal agar proses percepatan pembangunan bisa terlihat karena APBN merupakan motor penggerak percepatan pembangunan,  sembari  menyatakan kesediaannya membantu Satuan Kerja (Satker) pengelola dana APBN yang punya kendala.

“Pemerintah Provinsi bersedia membuka pintu membantu Satker-Satker yang punya kendala dalam rangka penyerapan anggaran, namun demikian apabila diminta terutama oleh instansi vertikal, apabila terjadi pemblokiran,” terang mantan Ketua Banggar DPR-RI ini.(alf/tim)