Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita PilihanMinahasa Selatan

Inilah Makna Hari Kartini di Mata Bupati Christiany Eugenia Paruntu SE

×

Inilah Makna Hari Kartini di Mata Bupati Christiany Eugenia Paruntu SE

Sebarkan artikel ini
tetty
Bupati Minsel Christiany Eugenia Paruntu SE

HARI Ini, Selasa (21/4), merupakan hari yang sangat spesial bagi kaum perempuan di Indonesia untuk senantiasa memperingati Hari Kartini pahlawan yang telah menjadi simbol perjuangan kaumnya hingga meraih emansipasi kesetaraan gender dengan laki-kaki.

Nama Kartini menjadi simbol untuk mengenang peran seorang perempuan di masa hidupnya pada penghujung abad ke-19, yang dihinggapi kegelisahan mengenai kesamaan hak antara kaumnya dan laki-laki yang terantuk adat dan tradisi.

Kini, gagasan Kartini yang tertuang dalam buku kumpulan suratnya yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang itu telah menjadi sumber inspirasi para perempuan.

Sensasi perempuan yang menjadi roh tulisannya itu telah menjelma dan berkembang dari masa ke masa.

Sehingga melahirkan para perempuan tangguh yang tidak kalah saat menjalankan berbagai pekerjaan yang sebelumnya dimonopoli kaum laki-laki.

Tentu hal itu telah menandai pencapaian dari sebuah gagasan seorang Kartini yang di masa belianya hidup dalam sebuah pingitan.

Namun dengan pencapaian seperti itu, apakah emansipasi telah cukup berhenti sampai di situ saja.

Bupati Minahasa Selatan (Minsel) Christiany Eugenia Paruntu SE melihat, emansipasi perempuan di masa kini telah jauh lebih maju dibandingkan awal kemunculannya.

Hal ini dia contohkan dalam dinamika kehidupan sekarang yang tidak lagi didominasi kaum laki-laki.

Pada ranah profesional lahir perempuan-perempuan yang tampil sebagai, pengacara, hakim, polisi, maupun tentara.

Di bidang kesehatan, profesi dokter juga telah diwarnai dengan kehadiran para perempuan. Bahkan di politik yang sarat dengan persaingan yang keras dalam hal adu argumen dan penentuan kebijakan, lahir pula para kepala daerah perempuan.

“Jelas beda dengan dulu. Karena dulu sekatnya masih sangat besar. Ada adat istiadat dan tradisi yang kuat,” kata Tetty sapaan akrab Bupati Minsel ini.

Dengan keadaan saat ini, emansipasi perempuan yang kini telah berkembang menjadi isu kesetaraan gender belum cukup terhenti di titik sakarang.

“Sebab di tengah keterbukaan atas pemahaman emansipasi, tidak sedikit juga perempuan yang masih malu-malu untuk terjun dan menunjukkan totalitasnya pada profesi yang digelutinya. Sehingga kontribusi perempuan masih belum maksimal.

Sebetulnya, kontribusi perempuan tidak mesti di politik saja. Tiap perempuan itu punya talenta atau bakatnya sendiri-sendiri,” ujarnya.

Lihat lagi hobi dan minatnya ke mana. Kalau minat dengan bisnis, ya jangan setengah-setengah. Bidang apapun itu.

“Kalau yakin dunia itu sudah menjadi jiwanya, ya harus seratus persen,” ungkap bupati dua periode ini.

Dengan dinamika kehidupan yang semakin kompleks seperti sekarang, isu emansipasi perempuan juga tidak akan bisa lepas dari tantangan dan hambatan. Sehingga persaingan memang menjadi suatu keniscayaan.

Namun untuk menghadapi tantangan tersebut, satu-satunya kunci yang bisa dilakukan kaum perempuan adalah menyiapkan diri dengan tetap menambah wawasan dan keterampilan.

“Selanjutnya, yang terpenting adalah melakukan yang terbaik. Do the best. Karena hasil tidak akan pernah bohong. Hasil dari pekerjaan itulah yang akan menunjukkan siapa diri kita sesungguhnya,” tukasnya.

Oleh karena itu, kata Tetty, spirit perjuangan yang telah digaungkan Kartini harusnya tidak disia-siakan perempaun sekarang.

Salah satunya dengan mengubah cara pandang. Perempuan-perempuan yang telah sukses pada profesi dan pekerjaannya pun harus ikut berperan aktif untuk membantu kaumnya tampil di kehidupan ini setara dengan kaum laki-laki.

“Kalau tidak kaumnya sendiri yang menarik ya repot juga. Karena kecenderungan yang saya lihat masih banyak perempuan yang berpikiran nanti saja, kamu lebih dulu, saya belakangan saja kalau diberi kesempatan. Akhirnya benar-benar hilang kesempatan. Ujung-ujungnya menjadi penonton,” tegasnya.

Bila dikaitkan dengan implementasi kesetaraan gender dalam kepemimpinan Minsel saat ini, Tetty menegaskan visi misinya tidak ingin terlalu rumit. Dalam gagasannya, dia berharap Minsel mampu berkembang sesuai dengan visi misinya yakni Menuju Minsel Hebat dan Terdepan.

“Jadi di masa kini ini marilah kita warga Minsel khususnya kaum perempuan untuk menjadi Kartini-Kartini yang hebat dan terdepan, Selamaaat Hari Kartini,” tutupnya.(David Masengi)