Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Minahasa Selatan

Pimpin Apel Kebhinekaan, Bupati Tetty Serukan Perdamaian

×

Pimpin Apel Kebhinekaan, Bupati Tetty Serukan Perdamaian

Sebarkan artikel ini

minselmanadoterkini.com, AMURANG- Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) pada Rabu (30/11) tadi pagi menggelar apel bersama dalam rangka memelihara kebhinekaan cinta damai di daerah setempat.

“Bhineka Tunggal Ika berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Apakah itu hanya kata kiasan untuk Pancasila sebagai lambang negara kita saja. Dapat kita lihat perbedaan ras dan suku cukup mencolok di Indonesia. Apakah Bhineka Tunggal Ika hanya sebuah kata-kata tanpa arti,” kata Bupati Minsel Christiany Eugenia Paruntu SE saat memimpin apel yang dipusatkan di pesisir pantai boulevard Kelurahan Bitung Kecamatan Amurang.

minselMenurut Tetty sapaan akrab Bupati Minsel ini mengatakan, kebhinekaan merupakan realitas bangsa yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Untuk mendorong terciptanya perdamaian dalam kehidupan bangsa dan negara. Kebhinekaan pun harus dimaknai masyarakat melalui pemahaman multikulturalisme dengan berlandaskan kekuatan spiritualitas.

Namun tanpa spiritualitas, masyarakat akan sulit menerima dan saling memahami perbedaan yang ditemuinya. Politik juga harus mendasari agama, agar politik benar-benar mampu mencapai tujuan sucinya untuk kemaslahatan rakyat bangsa Indonesia ini.

“Namun, institusi agama harus dipisahkan dari politik agar tidak terjadi politisasi terhadap agama,” katanya.

Lanjut Dia mengatakan multikulturalisme yang sudah ada sejak dahulu masih sebatas realitas sosial dan belum menjadi ideologi.

“Hubungan antar kelompok masih terjadi saling hegemoni. Ketika multikultural sudah menjadi ideologi,” ujarnya.

Dia juga mengungkapkan, kejadian Poso, bom Bali, dan deretan kejadian lain menunjukkan terkikisnya rasa akan adanya keberagaman Indonesia. Padahal seluruh agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia tidak pernah memberikan ruang sedikitpun untuk terjadinya kekerasan.

“Perbedaan etnis, religi maupun ideologi menjadi bagian tidak terpisahkan dari sejarah bangsa Indonesia dengan Bhineka Tunggal Ika dan toleransi yang menjadi perekat untuk bersatu dalam kemajemukan bangsa. Perasaan prihatin atas terkikisnya penghargaan terhadap kebhinekaan dan kedamaian bangsa, yang muncul dalam bentuk disintegrasi dan segala bentuk kekerasan yang mengatasnamakan apa pun,” jelas bupati.

Kondisi ini akan menjadikan bangsa Indonesia semakin rapuh dan menghilangkan semangat kebersamaan untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik di masa mendatang.

Atas dasar keyakinan bahwa, secara bersama kita dapat membangun Indonesia yang lebih baik, maka kami berharap kepada aparat negara untuk melakukan tindakan tegas kepada pelaku tindak kekerasan atas nama apapun.

“Diharapkan melalui momentum apel Kebhinekaan ini dapat menjadikan kita sebagai umat yang dapat saling menghargai, saling menghormati satu dengan yang lain, dan kepada para tokoh agama, tokoh masyarakat serta para pemuda di Minsel marilah kita bersama-sama saling menjaga kedamaian di Bumi yang kita cintai ini, jangan mudah terpecah belah dan terhasut isu-isu yang menyesatkan serta merugikan diri sendiri maupun orang lain,” tandasnya

Hadir dalam apel tersebut, Wakil Bupati Frangky Donny Wongkar SH, Kapolres Minsel AKBP Arya Perdana SH SIK MSi, Kajari Amurang, Kepala PN Amurang, Pabung 1302 Minahasa Aring Siging, Sekdakab Minsel Drs Danny Rindengan MSi, sejumlah Anggota DPRD Minsel, Kepala-kepala SKPD yang ada dilingkup Pemkab Minsel, LSM, Linmas, Saka Bayangkara, Parpol, Pimpinan Perusahan, Bank, Polri, TNI, dan ASN serta Satpol PP.(dav)