Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita PilihanPemerintahan

Kunjungan Bersejarah Presiden Prancis, Setelah 31 Tahun Silam

×

Kunjungan Bersejarah Presiden Prancis, Setelah 31 Tahun Silam

Sebarkan artikel ini

manadoterkini.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasinya atas kunjungan yang dilakukan oleh Presiden Prancis François Hollande ke Indonesia, Rabu 29 November 2017.

Bagi Indonesia sendiri, kunjungan Presiden Prancis kali ini merupakan kunjungan yang pertama setelah 31 tahun silam. Itulah sebabnya Presiden menyatakan bahwa kunjungan kali ini adalah kunjungan bersejarah.

Jokowi“Merupakan kehormatan bagi Indonesia untuk menerima kunjungan Presiden Prancis. Kunjungan ini merupakan kunjungan yang bersejarah setelah hampir 31 tahun tidak pernah ada kunjungan seorang Presiden Prancis ke Indonesia,” ujar Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta seperti disampaikan melalui Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden, Dr Yudhi Wijayanto ST MSi kepada manadoterkini.com.

Pertemuan kedua kepala negara berlangsung hangat dan produktif. Kedua negara sepakat untuk memperkuat komitmen dalam sejumlah bidang kerja sama. Di bidang ekonomi, sejumlah pengusaha Prancis yang turut serta dalam kunjungan Hollande ini telah menyepakati komitmen investasi sebesar USD 2,6 miliar.

“Indonesia dan Prancis memiliki hubungan kerja sama strategis yang sangat baik termasuk di bidang ekonomi. Saya menghargai kunjungan Presiden Hollande kali ini disertai oleh sekitar 40 pengusaha. Saya menyambut baik komitmen baru investasi pengusaha Prancis, sekitar USD 2,6 miliar untuk peningkatan kerja sama di bidang energi, infrastruktur, dan retail,” ungkapnya.

JokowiDalam pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo turut menyampaikan perhatian besar yang diberikan pemerintah Indonesia terhadap isu pengelolaan berkelanjutan bagi produk kelapa sawitnya. Ia juga berterima kasih kepada pemerintah Prancis yang telah membantu Indonesia dalam melawan perlakuan diskriminatif bagi produk kelapa sawit Indonesia di pasar Eropa. Sebelumnya, pemerintah negara yang terkenal dengan Menara Eiffel-nya itu telah membatalkan pemberlakuan pajak progresif bagi produk kelapa sawit Indonesia.

“Indonesia menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Prancis yang telah membantu melawan tindakan diskriminatif terhadap produk kelapa sawit Indonesia. Saya telah jelaskan bahwa isu _sustainability_ bagi kelapa sawit merupakan prioritas bagi Indonesia. Indonesia juga menyampaikan usulan agar pola kerja sama yang sudah terjalin untuk produk kayu, melalui lisensi FLEGT, juga dapat dilakukan untuk produk kelapa sawit Indonesia,” ucap Presiden.

Selain itu, kedua negara bersepakat untuk membangun kerja sama bilateral baru dalam dua bidang, yakni di bidang maritim dan juga ekonomi kreatif. Di bidang maritim, Indonesia berharap agar penangkapan ikan ilegal dapat diberlakukan sebagai sebuah tindak kejahatan terorganisasi transnasional.

“Di bidang ekonomi kreatif, kerja sama di bidang sinematografis, perfilman, fesyen, dan ekonomi digital akan dikembangkan,” Jokowi menambahkan.

Sementara itu, kedua negara memiliki pandangan yang sama dalam sejumlah isu internasional. Seperti isu kemerdekaan Palestina, pasukan perdamaian dunia, dan juga upaya untuk melawan ekstremisme dan terorisme.

“Kedua negara sepakat untuk terus memperjuangkan tercapainya perdamaian Palestina-Israel melalui konsep ‘two-state solution’. Dan sebagai salah satu negara penyumbang terbanyak pasukan perdamaian dunia, maka Indonesia-Prancis sepakat untuk meningkatkan kerja sama termasuk peningkatan kapasitas bahasa Prancis bagi pasukan Indonesia,” tuturnya.(alfa)