Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Hukum dan Kriminal

Bocah Kelas 2 SD Jadi Korban Dianiaya Bibi dan Dijadikan Babu

×

Bocah Kelas 2 SD Jadi Korban Dianiaya Bibi dan Dijadikan Babu

Sebarkan artikel ini

manadomanadoterkini.com, MANADO – Kasus penganiyaan kembali terjadi. Kali ini bocah berusia 7 tahun menjadi koran, Ibnu Hajar Raditia Gude, kini menjadi korban penganiayaan yang dilakukan RH alias Unang (30-an), bibinya sendiri. Selain dianiaya, bocah yang masih duduk di kelas 2 SD ini juga dijadikan seperti babu alias pembantu rumah tangga.

Kasus ini kemudian dilaporkan kakak korban, Siti Hajar Gude (19), warga Desa Kawangkoan Jaga II Kecamatan Kalawat Minahasa Utara ke Mapolresta Manado.

Kejadian itu sendiri terjadi di tempat kos pelaku di Kelurahan Banjer Lingkungan VI Kecamatan Tikala, pada bulan Juni 2017 lalu. Menurut Sitty di Hadapan petugas, awal mula peristiwa penganiayaan ini, diketahuinya dari wali kelas adiknya.

“Rabu(2/8)Kemarin, saya mendapatkan telepon dari guru kelasnya, yang menerangkan keadaaan adiknya, Saya tidak terima adik saya disiksa seperti itu,” ujar Siti saat ditemui di depan ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Manado, Kamis (3/8) sore tadi.

Berdasarkan informasi dari guru.kelasnya akhirnya ia pun menjemput sang adik, kemudian melaporkan ke Mapolresta, setelah sebelumnya sempat menghadap ke kepala Lingkungan setempat.

Seperti dalam laporan bernomor : LP/ /VIII/2017/RESTA MDO/SPKT tertanggal 3 Agustus 2017, Siti mendapat telepon dari wali kelas adiknya, karena mendapati sejumlah bekas luka di sekujur tubuh. Saat diperiksa ada bekas luka di kaki kiri dan kanan, paha, punggung, perut dan di bagian kepala.

Siti lalu mendapatkan pengakuan dari adiknya bahwa luka tersebut akibat siraman air panas, ditempelkan teflon (panci) panas. Sedangkan kepala dan tangan yang bengkak karena dipukul dan dipelintir pelaku.

Sementara itu Kasubag Humas Polresta Manado AKP Roly Sahelangi membenarkan adanya laporan tersebut.

“Memang laporannya ada, dan korbannya sudah divisum untuk pembuktian adanya penganiayaan itu,” tandas Sahelangi.

Aparat kepolisian sendiri langsung bertindak cepat dengan menurunkan Tim Paniki untuk menangkap pelaku.(Pra)