Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Minahasa Selatan

Selang Januari – September, 25 Warga Tewas di Jalur Trans Sulawesi Amurang

×

Selang Januari – September, 25 Warga Tewas di Jalur Trans Sulawesi Amurang

Sebarkan artikel ini

manadoterkini.com, AMURANG – Jalur Trans Sulawesi di Amurang Minahasa Selatan (Minsel), seakan menjadi jalan mencabut nyawa. Pasalnya, sejak Januari – September, tercatat sebanyak 53 kasus kecelakaan di jalan tersebut, dan 25 warga meninggal dunia.

Parahnya, meski berada di jalur pusat pemerintahan, jalan yang menghubung Sulut dengan provinsi lainnya itu seolah tidak diperhatikan. Lubang hingga bebatuan menghiasi sisi jalan. Akibatnya, tidak sedikit warga yang menjadi korban kecelakaan.

Kasatlantas Polres Minsel AKP Ferdinand Runtu mengungkapkan, terdapat 12 titik rawan vatalitas lakalantas di Jalur Trans Sulawesi Amurang.

“Sekira 75 kilometer jalan trans akses kabupaten. Paling rawan terjadi kecelakaan mulai dari Desa Teep Kecamatan Amurang Barat, sampai Desa Poigar Kecamatan Sinonsayang,” katanya.

Lanjut mantan Kasatlantas Polres Tomohon dan Minahasa ini, bila dibandingkan tahun lalu, angka kecelakaan menurun. Namun, vatalitas korban meninggal dunia justru meningkat.

“Tidak dipungkiri jumlah kendaraan setiap tahun bertambah. Meski jumlah kendaraan terus bertambah tetapi sarana dan prasarana tidak dibangun, tidak dipelihara dan tidak dirawat,” jelas Dia.

Untuk menekan terjadinya kecelakaan, perlu ada perhatian dari pemerintah.  “Balai Jalan dan Dinas Perhubungan Provinsi harus melihat apa yang menjadi skala prioritas karena ini menyangkut keselamatan para pengendara kendaraan,” jelasnya lagi.

Sementara itu, Kepala Dishub Sulut Joi Oroh saat dikonfirmasi menyebutkan, semua tergantung anggaran.

“Jalan rusak tidak hanya di Amurang. Ada beberapa titik di Sulut. Kita melihat skala prioritasnya seperti apa. Yang pasti perhatian tetap kita berikan,” ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Minsel Christiany Eugenia Paruntu SE mengaku anggaran masih difokuskan penyelesain jalan Boulevard. Lanjut CEP sapaan akrab Paruntu, anggaran terbatas. Hanya ada DAK Rp 30 Miliar sehingga harus ada skala prioritas.

“Nantinya jika ada sisa anggaran baru masuk ke jalan kabupaten. Tapi tahun 2018 akan ditata untuk diperbaiki semua jalan khususnya di jalan pusat kota,” tandasnya.(dav)