Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Minahasa Selatan

Harga Kopra Turun, Ratusan Petani Demo PT Cargill dan PT Bukit

×

Harga Kopra Turun, Ratusan Petani Demo PT Cargill dan PT Bukit

Sebarkan artikel ini

manadomanadoterkini.com, AMURANG-ratusan Petani Kopra asal Kabupaten Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara (Minsel/Mitra) menggelar aksi demonstrasi di Kantor DPRD, PT Cargill dan PT Bukit pada Rabu (21/11).
Kedatangan massa ini untuk meminta DPRD, PT Cargill dan PT Bukit bersikap atas anjloknya harga kelapa yang merupakan mata pencarian utama masyarakat di Minsel dan Mitra.
Massa aksi terlihat membawa spanduk dan karton bertuliskan kekecewaan akan merosotnya harga produk perkebunan di Minsel dan Mitra.
Mereka menilai, kondisi itu mengancam perekonomian masyarakat menengah ke bawah, bahkan dapat berimbas pada tingkat kualitas pendidikan masyarakat.
Hal itu disampaikan Drs Robby Sangkoy MPd di sela-sela aksinya.
Menurutnya, Minsel dan Mitra merupakan daerah penghasil kelapa terbesar. Namun, ironisnya, kesejahteraan petani kelapa sangat memprihatinkan dengan terus anjloknya komoditi tersebut.
“Pemerintah harus bersikap. Harga kelapa saat ini turun drastis. Harga kopra hanya dihargai Rp 4000 sampai Rp 4500 perkilogran. Jelas ini sangat menyayat hati petani kelapa,” tegas Sangkoy dalam orasinya.
Hal senada disampaikan Setly Kodong SH selaku penanggungjawab demo tersebut. Dalam aksi demonstrasi tersebut, Dia mengatakan ada empat tuntutan para petani kopra. Pertama, mendesak DPRD Minsel dan pemerintah daerah untuk membuat Perda standarisasi harga minimal kelapa. Kedua, mendesak PT Cargill dan PT Bukit selaku pembeli kopra di Minsel memperhatikan harga kopra.
“Pemkab juga harus mendukung dengan mensinkronisasikan program yang mendukung petani kelapa. Apalagi Bupati sangat mengerti kondisi masyarakat di Minsel,” ujarnya disambut teriakan riuh para demonstran.
Dia menambahkan, dengan kondisi itu, ratusan bahkan ribuan petani kelapa menjerit dan terancam mata pencariannya.
Tidak sedikit anak, pelajar dan mahasiswa sulit mendapatkan perhatian keluarga untuk melanjutkan pendidikan karena anjloknya standarisai kelapa yang dikenal dengan kopra tersebut.
“Kondisi iu diperparah dengan keterlibatan pihak-pihak swasta dalam permainan harga kelapa yang semakin menyeruak. Pihak pemerintah dan DPRD mesti membuat regulasi harga standar kelapa. Sehingga mencegah pihak-pihak mempermainkan harga kelapa,” teriaknya.
Sebelumnya, petani kelapa ini melakukan aksi demo ke Gedung DPRD Minsel. Aksi para Petani ini mendapatkan pengawalan aparat kepolisian.
Setelah hampir dua jam berorasi, massa aksi diterima perwakilan DPRD Minsel. Meskipun sedikit kecewa, setelah menyampaikan aspirasinya, kumpulan petani memilih untuk membubarkan diri.(dav)