manadoterkini.com, MANADO – Mendapat predikat salah satu Kota Terkotor di Indonesia, Staf Ahli Bidang Perekonomian Dan Pembangunan Pemkot Manado Johanis Waworuntu angkat bicara.
Dipaparkan Waworuntu, penilaian Kementrian LHK tersebut berdasarkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang mempunyai bobot nilai tertinggi untuk penilaian Adipura.
Kontradiktif dengan pernyataan KLHK, Waworuntu menilai kondisi kebersihan di kota Manado jauh lebih baik saat menerima adipura beberapa tahun silam.
“Bisa diklaim kota Manado saat ini jauh lebih bersih saat kita menerima adipura beberapa tahun silam,”Ucapnya.
Bukan tanpa sebab, Waworuntu pun menjelaskannya secara teknis, mantan kepala dinas LH kota Manado tersebut menuturkan, sejak 2016 kebijakan pimpinan tidak ada lagi bak bak sampah atau kontainer di pinggiran jalan yang nota bene menjadi indikasi kota kotor meskipun ada aturan tentang jam buang sampah. Sebagai kompensasi diadakan pengadaan motor sampah di tiap tiap kelurahan untuk mempermudah masyarakat membuang sampah.
“Ini artinya Pemkot Manado jemput bola dari masyarakat, memberikan pelayanan yang lebih baik,”Tuturnya.
Ditambahkannya lagi, sejak aplikasi Qlue mulai dimanfaatkan, respon masyarakat dengan masalah sampah lebih tinggi. Laporan tersebut secara cepat ditindak lanjuti oleh pihak pihak terkait.
Pengadaan bank sampah di tiap kecamatan dan TPS3R dan pengadaan kubus apung untuk meminimalisir sampah dari hulu ke hilir menjadi salah satu contoh langkah langkah Pemerintah kota untuk menjaga kebersihan,tukasnya.
