Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Pemerintahan

Distanak Dorong Mantri Tani se-Sulut Jadi Ujung Tombak Tunjang Program ODSK

×

Distanak Dorong Mantri Tani se-Sulut Jadi Ujung Tombak Tunjang Program ODSK

Sebarkan artikel ini

sulutmanadoterkini.com, SULUT – Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mendorong Mantri Tani se-Sulut agar menjadi ujung tombak pemnangunan daerah khususnya dibidang pertanian dan peternakan.

Hal itu terkuak saat Distanak Sulut menggelar pertemuan dengan Mantri Tani se-Sulut yang digelar di salah satu hotel di Manado, Selasa (19/2/2019).

Kepala Distanak Sulut Novly Wowiling mengatakan bahwa agenda ini merupakan lanjutan dari Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang sebelumnya telah dilaksanakan.

Menurutnya, Mantri Tani atau Penyuluh Pertanian ini merupakan ujung tombak program dari Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (OD-SK), yakni Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK) di sektor Pertanian dan Peternakan.

Wowiling menambahkan bahwa kini Distanak telah memiliki Sistem Informasi Manajemen Pertanian yang didalamnya masyarakat dapat mengakses perkembangan pertanian dan peternakan di Sulut. Sistem ini menurutnya berbasis android.

“Tiap Kecamatan kita memiliki satu orang Mantri Tani. Ada 170 Kecamatan seluruhnya. Dengan adanya aplikasi ini data petani apa yang disampaikan nanti akan kita sempurnakan dalam program,” paparnya.

Wowiling mengharapkan dengan adanya sistem ini, Nilai Tukar Petani (NTP) akan naik.

Oleh karnanya Distanak akan memberi penguatan lewat program kerja agar supaya nilai tukar petani bisa naik.

“Kalau NTP diatas 100 daya beli berada pada stabil tapi jika dibawah 100 daya beli masih kurang,” tegasnya.

Wowiling menambahkan bahwa NTP itu faktor yang mempengaruhi bahwa petani-petani di daerah ini sangat royal. Jadi agak susah NTP naik ke 100.

“Panen berhasil setelah itu hasilnya hanya dihabiskan secepat itu. Tapi mengukur dari penerimaan dan pengeluaran di petani itulah NTUP atau nilai tukar usaha petani semuanya sudah mencapai diatas 100. Jadi saya tidak setuju hanya NTP karena ada satu persoalan dari petani Sulut yang sikap borosnya dengan bebagai kegiatan sosialnya. Tapi pihaknya tetap berupaya karena NTUP nya sudah sehat diatas 100 dan peningkatan produksi tanaman agar setiap tahun mampu memenuhi permintaan pasar masyarakat,” pungkasnya. (Rizath)