Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Edukasi dan Religi

Siap bersaing di Abad 21, SDN 03 Manado “Welcome” Kurikulum Merdeka

×

Siap bersaing di Abad 21, SDN 03 Manado “Welcome” Kurikulum Merdeka

Sebarkan artikel ini
Jooke Lendo
Kepsek SDN 03 Manado Jooke Lendo SPd MSi di ruang kernya, Jumat (11/03/2022)

manadoterkini.com, MANADO – Anak-anak yang bisa bersaing di abad 21 saat ini adalah anak-anak yang mempunyai Inovasi dan kreativitas. Untuk itu, Guru dan Tenaga Kependidikan memiliki peran penting dalam memunculkan sisi inovasi dan kreativitas dalam diri anak peserta didik.

Hal itulah yang dilakukan Kepala Sekolah Jooke Lendo SPd MSi, dimanapun dirinya dipercayakan memimpin Sekolah Dasar (SD) di Kota Manado.

Sejak dipercayakan Kepala Sekolah (Kepsek) di SD Kristen Tabita, Manado, istri tercinta dari Ferda Pongantung ini mempu menggali potensi siswa sehingga berprestasi hingga ke tingkat nasional. Begitu juga saat dipercayakan menjadi Kepsek SDN 12, sekian banyak prestasi digapai malalui tangan dinginya.

Pendemi covid-19 yang sejak tahun 2020 kemarin, tak menyurutkan niat baiknya untuk mengangkat SDN 03 menjadi sekolah berprestasi. Sejak dipercayakan memimpin SDN 03 Manado tahun 2019 silam, dirinya berkomitmen melakukan inovasi.

Bahkan dirinya siap menerapkan Kurikulum Merdeka di sekolah yang berdiri di Jln Arie Lasut Kelurahan Wawonasa, Kecamatan Singkil tersebut. Menurutnya, Kurikulum Merdeka sebelumnya dikenal sebagai Kurikulum Prototipe telah diimplementasikan di hampir 2.500 sekolah di Indonesia.

Dan mulai tahun ajaran 2022/2023 ini, Kurikulum Merdeka dapat diterapkan satuan pendidikan meskipun bukan Sekolah Penggerak. Mulai dari TK-B, SD dan SDLB kelas I dan IV, SMP dan SMPLB kelas VII, SMA dan SMALB dan SMK kelas X.

“Kami siap selalu dengan metode pembelajaran yang ditetapkan Kemendikbud Ristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi). Termasuk dengan mulai diterapkannya Kurikulum Merdeka di tahun ajaran yang baru ini, meskipun sekola kami belum masuk Program Sekolah Penggerak,” ucap Lendo kepada manadoterkini.com, Jumat (11/03/2022).

SDN 03 MANADO
Kepsek Jooke Lendo mempu menjadikan SDN 03 Manado sebagai sekolah adiwiyata

Kepala sekolah segudang prestasi ini optimis sekolahnya bisa menyesuaikan dengan kurikulum baru, karena Kurikulum Merdeka ini adalah pengembangan dari Kurikulum 2013 (K13), yang selama ini sudah diterapkan di sekolahnya.

“Jadi tidak akan sulit untuk menerapkan Kurikulum Merdeka ini karena sekolah kami sudah menjalankan K13,” ucap Lendo.

Dijelaskannya, SDN 03 Manado lebih siap menjalankan Kurikulum Merdeka dengan menerapkan 6 Profil Pelajar Pancasila dan Keterampilan Abad 21 yang dikeluarkan Kemendikbud Ristek.

 

Adapun 6 Profil Pelajar Pancasila yaitu sebagai berikut:

  1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pelajar Pancasila memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia adalah akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara.

 

  1. Berkebinekaan global

Pelajar Indonesia mempertahankan kebudayaan luhur, lokalitas, dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain.

Perilaku pelajar Pancasila ini menumbuhkan rasa saling menghargai dan memungkinkan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.

Elemen kunci berkebinekaan global adalah mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.

 

  1. Gotong royong

Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong royong, yaitu kemampuan pelajar Pancasila untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan.

Elemen kunci gotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.

 

  1. Mandiri

Pelajar Indonesia adalah pelajar mandiri, yaitu pelajar Pancasila yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya.

Elemen kunci mandiri adalah kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi dan regulasi diri.

 

  1. Bernalar Kritis

Pelajar yang bernalar kritis adalah pelajar Pancasila yang mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.

Elemen kunci bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan.

 

  1. Kreatif

Pelajar yang kreatif adalah pelajar Pancasila yang mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.

Elemen kunci kreatif adalah menghasilkan gagasan yang orisinal dan menghasilkan karya serta tindakan yang orisinal.

Kemudian untuk Keterampilan Abad 21 sangat diperlukan, karena akan terfokus pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat.

Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi di Abad 21 akan memberikan konsekuensi pada besarnya tantangan yang berbeda dari yang pernah dihadapi sebelumnya.

Pada Abad 21, setiap peserta didik akan belajar dengan cara yang berbeda-beda, sehingga guru ditantang untuk menemukan cara membantu semua siswa belajar secara efektif.

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berkembang pesat di Abad 21 telah mengubah cara belajar dan sifat pekerjaan.

Anak-anak akan dihadapkan pada jenis-jenis pekerjaan, teknologi, juga problematika hidup yang mungkin belum mampu untuk dibayangkan sekarang.

Kehidupan Abad 21 menuntut adanya keterampilan peserta didik untuk siap menghadapi tantangan yang ada.

Keterampilan tersebut diistilahkan dengan 4C, yang merupakan singkatan dari Critical Thinking (Berpikir Kritis), Collaboration (Kemampuan Bekerja Sama dengan Baik), Communication (Kemampuan Berkomunikasi), dan Creativity (Kreatifitas).

Lembaga pendidikan ditantang untuk menemukan cara dalam rangka memungkinkan peserta didik sukses di pekerjaan dan kehidupan melalui penguasaan keterampilan berpikir kreatif, pemecahan masalah yang fleksibel, berkolaborasi dan berinovasi.

“Identifikasi kompetensi siswa yang perlu dikembangkan merupakan hal yang sangat penting untuk menghadapi Abad 21,” jelas Lendo.

Untuk mewujudkannya, maka diperlukan kerjasama yang baik antara guru, murid, dan tentunya orang tua murid.

(***/malz)