Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Edukasi dan ReligiPemerintahan

Pemprov Sulut Belum Mampu Penuhi Kuota Siswa Magang ke Jepang

×

Pemprov Sulut Belum Mampu Penuhi Kuota Siswa Magang ke Jepang

Sebarkan artikel ini

manadoterkini.com, SULUT – Belajar sambil bekerja ke Luar Negeri (LN) menjadi idaman sebagian besar masyarakat Indonesia pada umunya, dan Sulawesi Utara khususnya.

Peluang tersebut kini terbuka lebar, sayangnya Pemerintah Provinsi Sulut belum mampu memenuhi kuota siswa magang ke LN khususnya ke Jepang.

Oleh karenanya Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Ollly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (OD-SK) mendorong agar lulusan SMK di Bumi Nyiur Melambai bisa bekerja ke LN terlebih khusus Jepang.

Hal Itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Sulut Steve Kepel yang juga Plt Kepala Dinas Pendidikan Daerah (Dikda) Sulut saat melakukan pertemuan dengan pengurus MKKS SMK se Provinsi Sulut di Ruang FJ Tumbelaka, Kantor Gubernur Sulut, Jumat (9/6/2023).

“Kalau bisa dalam waktu dekat ini lulusan SMK itu diseleksi lagi. Nanti difasilitasi oleh Pemprov Sulut. Saya minta secepatnya bergerak cari lulusan yang baru lulus kemarin,” ungkapnya.

Ia menyebut, ada lima sektor yang paling dominan dibutuhkan untuk tenaga kerja di Jepang, yakni sektor keperawatan, industri mesin, makanan dan minuman, pertanian serta konstruksi.

“Ada banyak sektor yang dibutuhkan tapi saya berpikir utamakan lima sektor unggulan itu dulu,” terangnya.

Oleh karenanya Kepel menargetkan per tahunnya Sulut mengirim 1.000 orang tenaga kerja ke Jepang meski jumlah itu jauh dari yang dibutuhkan oleh Jepang.

“Sasaran kita minimal penuhi 1.000 lulusan SMK. Kan baru-baru ini ada 60 orang lulusan SMK yang dikirim ke Jepang. Tapi itu memang belum cukup untuk mencapai target,” sebutnya.

Sekprov mengatakan, agar bisa memenuhi kuota tersebut, para kepsek harus berbenah.

“Upaya konkret yang perlu dilakukan, di antaranya proses pembelajaran yang perlu menambah jam belajar Bahasa Jepang, belajar tatakrama orang Jepang, termasuk budayanya,” tegas Kepel.

Indonesia saja kata Kepel baru mampu mengirimkan tenaga kerja sebanyak 17 ribu lebih pada tahun 2022 dari kebutuhan 74 ribu tenaga kerja.

Oleh karenanya, Kepel berharap akan banyak lagi siswa magang maupun tenaga kerja Sulut yang dibutuhkan di Jepang saat ini melalui pengawasan pemerintah (legal) sehingga tenaga kerja Sulut akang membantu mencukupi kuota permintaan tenaga kerja di Jepang. (Rizath)