manadoterkini.com, KOTAMOBAGU – Salah satu Pasien berinisial LN Usia 37 tahun warga desa Lagangon, kecamatan Bolaang, kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) meninggal dunia setelah menjalani operasi caesar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kotamobagu, pada 28 Juli 2025.
Kejadian ini sempat viral dan menjadi sorotan publik setelah diunggah di media sosial oleh akun Facebook bernama Yb Bayu.
Pihak keluarga menduga ada kelalaian dalam prosedur yang dijalankan oleh pihak rumah sakit itu sehingga mengakibatkan pasien meninggal.
Dalam unggahan tersebut, keluarga pasien menyampaikan keberatan dan mempertanyakan penyebab kematian. Mereka menilai tidak ada penjelasan yang jelas dari pihak rumah sakit.
Seperti yang diungkapkan salah satu perwakilan keluarga, Dade Paputungan, menyebutkan pasien dalam keadaan sehat saat masuk rumah sakit. Namun, usai operasi, pasien tidak sadarkan diri hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
“Dia (pasien) ada sehat sehat waktu masuk rumah sakit, setelah operasi Caesar dapat kabar sudah meninggal,” Ucapnya
Diketahui LN merupakan pasien peserta BPJS Kesehatan, dilaporkan meninggal dunia usai menjalani operasi caesar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotamobagu.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD Kotamobagu, dr. Angel Yecylia, menyatakan bahwa seluruh prosedur medis telah dijalankan sesuai standar operasional.
“Pelayanan yang kami berikan sesuai SOP. Tidak ada pengabaian pasien. Semua catatan medis lengkap dan siap disampaikan jika dibutuhkan,” kata dr. Angel.
Dokter spesialis kandungan RSUD Kotamobagu, dr. Sri Tarti Manoppo, Sp.OG, menjelaskan bahwa pasien memiliki riwayat hipertensi dengan tekanan darah 140/100 pada pemeriksaan terakhir, 28 Juli 2025.
Berdasarkan pertimbangan medis, pasien disarankan menjalani operasi caesar karena termasuk kehamilan risiko tinggi.
“Pasien telah diberi waktu berdiskusi dengan keluarga. Operasi berjalan lancar, bayi lahir selamat, dan pasien sempat sadar setelah operasi,” kata dr. Tarti.
Namun saat proses penjahitan dan permintaan tindakan steril dilakukan, pasien mengalami henti jantung. Tim medis langsung melakukan penanganan dan memindahkan pasien ke ruang ICCU.
“Serangan jantung bisa terjadi secara tiba-tiba, apalagi pada pasien risiko tinggi. Kami juga mencoba melakukan rujukan, namun seluruh rumah sakit rujukan dalam keadaan penuh,” jelas dr. Angel.
Pihak RSUD menyatakan siap memberikan rekam medis kepada pihak keluarga bila diperlukan. Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi lebih lanjut apakah pihak keluarga akan menempuh jalur hukum.