manadoterkini.com, BOLMONG – Lumpur tanah sisah matrial tambang milik Perusahan Tambang Emas JRBM hanyut menutupi badan jalan penghubung desa Bakan dan desa Matali.
Kejadian itu, terjadi kemarin, Selasa 12 Agustus 2015 pada pukul 04.00 Wita dini hari hingga pagi hari.
Lumpur tanah itu, hanyut terbawa air akibat curah hujan yang tinggi menghantam wilayah tersebut.
Akibatnya, jalur penghubung tersebut sempat tergenang lumpur dan tidak dapat dilalui kendaraan.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bolmong, banjir bercampur lumpur itu melanda jalan penghubung Desa Bakan – Desa Matali Baru terjadi sejak pukul 04.00 Wita dini hari hingga pagi hari.
Material lumpur dan banjir menutup jalan sepanjang kurang lebih 100 meter. Selain itu, puluhan rumah warga di Desa Bakan juga terdampak, dengan ketinggian air bercampur lumpur mencapai 50–60 sentimeter.
Beruntung, pihak perusahaan langsung menurunkan satu unit excavator, satu unit grader, dan satu unit truk tangki air untuk membersihkan material lumpur yang menutup jalan, sehingga tidak mengakibatkan bencana lebih besar.
Sementara, bencana ini langsung menimbulkan reaksi keras dari para pemerhati dan aktifis di BMR.
Sebut saja, Rolandi Talib, salah satu Aktivis BMR, mengatakan aktifitas pertambangan PT JRBM harus di evaluasi kembali oleh pemerintah.
“Meminta kepada Dirjen Minerba dan Dirjen Penegakan Hukum Kementerian ESDM, utk melakukan audit dan Evaluasi terhadap aktivitas penambangan PT J’RBM,”Tuturnya.

Ia juga meminta Kementerian kehutanan melakukan audit terhadap lingkungan, Meminta Komisi Analisis Dampak Lingkungan (Komisi AMDAL) Sulawesi Utara utk meninjau kembali apakah AMDAL PT J’RBM taat Regulasi.
“Jika hasil audit ditemukan ada pelanggaran hukum, maka wajib di berhentikan aktivitas mereka, memberikan ganti rugi kepada masyarakat Bakan atas kerugian yang di alami akibat banjir yang diduga adanya aktivitas penambangan pihak perusahaan yang begtu dekat dengan daerah pemukiman warga bakan,” Tugas Rolan.
Diketahui, banjir bandang berlumpur tanah sisah material tersebut sudah beberapa kali terjadi.
Dimana rumah penduduk desa sekitar pertambangan milik PT JRBM selalu selalu menjadi sasaran terendam, mengakibatkan masyarakat tak berdaya.
Anehnya tidak ada penanganan serius dan langkah antisipatif dari pihak perusahaan.
Dikuatirkan, akan berdampak lebih parah lagi yang akan dialami oleh masyarakat di lingkar tambang, apalagi disaat musim penghujan tiba. (Sam)