Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Minahasa Selatan

Musim Kemarau, Kebakaran Lahan di Minsel Makin Merajalela

×

Musim Kemarau, Kebakaran Lahan di Minsel Makin Merajalela

Sebarkan artikel ini

kebakaran hutanAMURANG, (manadoterkini.com)-Akibat musim kemarau yang terus melanda Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), berimbas pada beberapa lahan milik warga mengalami kekeringan yang mrngakibatkan terjadinya kebakaran. Setidaknya, dalam seminggu terjadi tiga kebakaran lahan pada sejumlah titik berbeda.

Terpantau, petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tampak harus ekstra kerja Keras. “Lahan yang kering ditambah panas matahari membuat mudah terbakar,” tutur Kepala Bidang (kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Minsel Adri Repi.

Menurut Repi, masyarakat perlu ikut serta untuk antisipasi terjadinya kebakaran di wilayah Kabupaten Minsel. “Selama kemarau, intensitas kebakaran lahan tinggi. Dalam seminggu ada tiga kali lahan terbakar, bahkan lebih,” katanya.

Hal itu, kata Repi, diperburuk perilaku warga yang kerap membuang puntung rokok di lokasi yang mudah terbakar, selain kebiasaan warga melakukan pembakaran sampah dilahan mereka sendiri.

Namun menurut Repi, Pemkab Minsel melalui instansi terkait tetap mengupayakan menjaga stok pangan dari dampak kebakaran dan kekeringan lahan. “Memang luas lahan yang terbakar di Kabupaten Minsel cukup mengkhawatirkan, meskipun pihaknya belum mengantongi data akurat terkait luas lahan yang terbakar serta kerugiannya. Ini perlu menjadi perhatian masyarakat untuk tidak membakar sesuatu tanpa pengawasan. Tim kami saat ini sedang mendata luas lahan yang terbakar di beberapa wilayah seperti di Tumpaan, Desa Kilometer Tiga, Desa Rumoong Bawah, Kapitu, serta wilayah lainnya,” kata Repi.

Lebih lanjut, Repi mengatakan, lahan yang terbakar hanya yang ditumbuhi ilalang ataupun tanaman sejenisnya. Untuk kebakaran lahan pertanian, pihaknya belum mempunyai laporan karena disinyalir lahan yang terbakar sengaja dilakukan oknum-oknum tertentu ataupun kecorobohan warga sendiri. “Ini sangat berbahaya dan perlu menjadi perhatian masyarakat. Pemerintah desa dan kelurahan diharapkan juga dapat melaporkan dengan segera jika ada lahan yang terbakar di wilayah masing-masing,” tandasnya.(dav)