Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Pemerintahan

10 November, Gubernur Canangkan Gerakan Sulut Menanam

×

10 November, Gubernur Canangkan Gerakan Sulut Menanam

Sebarkan artikel ini
Rapat koordinasi
Rakor terbatas pengendalian kekeringan, kebakaran hutan dan lahan

SULUT, (manadoterkini.com)-Dalam rangka memperingati hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November 2015 mendatang serta upaya untuk mengatasi kekeringan, kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), akibat musim kemarau yang hingga saat ini terus mengintai warga Sulut. Pemerintah Provinsi Sulut akan melakukan langka penanggulangan dengan merancang Program Gerakan Sulut Menanam (GSM).

Menurut Penjabat Gubernur Sulut Dr Soni Sumarsono MDM, saat ini Pemrov Sulut melalui Dinas Kehutanan Sulut yang bekerjasama dengan Dinas, Instansi terkait yakni Dinas Perkebunan, BPBD, BLH, BKP, BAKORLU, SDA, BMKG, TNI, POLRI dan instansi lainnya dan relawan mengelar rapat koordinasi terbatas (Rakortas). “Rakortas ini dilakukan guna untuk mengendalikan kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sulut,”kata Sumarsono.

Tak tanggung-tanggung langkah cerdas yang diambil oleh Pemprov Sulut, untuk melindungi warga Sulut dari bencana tersebut. “Rencananya pencanangam GSM ini akan dicanangkan pada tanggal 10 November mendatang atau pada saat peringatan hari Pahlawan,” ujar Sumarsono.

Lanjut Sumarsono menyebutkan, urusan kehutanan menjadi salah satu sektor prioritas karena menyangkut kepentingan banyak orang dan merupukan salah satu sumber potensi daerah. “Kekeringan dan kebakaran hutan yang belakangan ini terjadi di Sulut menjadi isu actual selain isu Pemadaman Listrik PLN yang harus cepat direspon dan ditangani pemerintah daerah secara tepat, efektif dan efisien,” katanya lagi.

Sehingga dikatakan Sumarsono, dalam tataran implementasinya perlu dilakukan beberapa upaya, salah satunya melalui gerakan sulut menanam atau dikenal sebagai Gerakan Sumarsono Menanam (GSM). “Orang yang menanam akan disebut pahlawan sekaligus sebagai kader penggerak. Apalagi GSM adalah gerakan rakyat, bukan gerakan pemerintah, karena fungsi pemerintah hanya membuat regulasi dan rakyat menjadi pelopor,” tukasnya.

Dia juga mengatakan untuk melindungi rakyat dari bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan, maka negara harus hadir agar masyarakat merasa dilindung, oleh karena itu dirinya berterima kasih sekaligus mendukung gerakan sulut menanam sejuta pohon bagi rakyat Sulut. “Hal ini juga sejalan dengan program Presiden Jokowi yaitu revolusi mental yang harus dipahami sebagai suatu gerakan seluruh rakyat dengan cara yang tepat untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada masyarakat,” jelasnya.(alf/tim)