Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita PilihanEkonomi dan Bisnis

Proses Transportasi Bahan Bakar Terkendala Cuaca, Suplai Sistem Kelistrikan Sulutgo Terganggu

×

Proses Transportasi Bahan Bakar Terkendala Cuaca, Suplai Sistem Kelistrikan Sulutgo Terganggu

Sebarkan artikel ini

kapal liatrikMTerkini.com, SULUT – Transportasi bahan bakar untuk kebutuhan kapal pembangkit listrik MVPP Zeynep Sultan, yang diangkut dan didatangkan dari Kalimantan mengalami keterlambatan dikarenakan faktor cuaca selama perjalanan laut menuju Amurang.

Seharusnya dari Jadwal dua kapal pengangkut BBM ini tiba di Amurang kemarin, (09/02/2016) namun karena factor cuaca diperkirakan akan tiba (12/02/2016). Hal ini di sampaikan pihak humas PLN Suluttenggo Darmawan kepada manadoterkini.com, Rabu (10/02/2016).

Darmawan mengatakan, Ada 2 kapal angkut BBM dengan kapasitas muat masing-masing 4200 MT dan 1500 MT atau total 5700 MT yang ekuivalen dengan 6300 kL dan cukup untuk stock operasi 14 hari.

Dijelaskannya, Akibat keterlambatan proses transportasi inilah, sehingga pengoperasian MVPP Zeynep Sultan menjadi tidak optimal dan terjadi pemadaman di sejumlah daerah di Sulut hari ini.

Lanjutnya, pembangkit listrik terapung ini hanya dapat dioperasikan 32 MW saja karena menyesuaikan stock BBM yang tersisa 300 MT yang diharapkan bisa digunakan hingga kapal angkut tiba di lokasi dan selesai proses transfer dari kapal ke kapal (ship to ship).

Kendala transportasi bahan bakar pembangkit tidak saja dialami oleh kapal angkut BBM untuk MVPP Zeynep Sultan, tapi juga dialami 1 unit tongkang pengangkut batu bara berkapasitas 7500 MT untuk kebutuhan PLTU Amurang, dimana dari jadwal sudah harus tiba di lokasi tanggal akhir Januari 2016 lalu, karena kendala cuaca dalam perjalanannya, diperkirakan baru akan tiba Kamis (11/2) sore.

“Stock batu bara saat ini masih bisa bertahan untuk operasi PLTU 4 hari kedepan. Operasi PLTU Amurang yang biasanya 33 MW, saat ini dioperasikan 20 MW. Akibat adanya kondisi ini yang menyebabkan suplai daya listrik dari 2 pembangkit terbesar menjadi tidak optimal, maka berpengaruh terhadap kondisi sistem kelistrikan di Sulawesi Utara dan Gorontalo yang mengalami kekurangan pasokan sekitar 30 MW (diluar penggunaan captive power),” ungkapnya.

Untuk itu, PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo memohon maaf atas kondisi ini, dimana PLN dengan sangat terpaksa harus melakukan pengurangan beban penggunaan listrik (pemadaman) secara bergilir yang diatur secara proporsional maksimal 3 jam mulai dari sub sistem Minahasa, Kotamobagu dan Gorontalo.
PLN Suluttenggo berharap kerjasama dari pelanggan daya besar seperti pabrik, hotel maupun sentra bisnis lainnya untuk kembali menggunakan pembangkit sendiri (captive power), sehingga dapat meminimalisir pemadaman bagi pelanggan umum.

“Sangat diharapkan partisipasi aktif dari masyarakat pelanggan PLN untuk juga mau melakukan penghematan energi dengan menggunakan energi listrik secara efisien, “tandas Darmawan.(alfa)