Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita PilihanManado

Awas Bahaya Peredaran Narkoba, BNN Sulut Kalkulasi Belanja Narkoba Mencapai Angka 1 Triliun

×

Awas Bahaya Peredaran Narkoba, BNN Sulut Kalkulasi Belanja Narkoba Mencapai Angka 1 Triliun

Sebarkan artikel ini

tmp_12046-IMG_20160331_191440-1631954479

MTerkini.com, MANADO – Bahaya peredaran Narkoba di Sulawesi Utara menjadi perhatian serius Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi Utara.

Buktinya, Kamis (31/3/2016) pukul 10.00 wita BNN bekerja sama dengan PT. PLN Suluttenggo menggelar sosialisasi bahaya Narkoba dilingkungan PT PLN Suluttenggo. GM Baringin Nababan mengatakan PLN Suluttenggo berkomitmen bersama pemerintah memerangi bahaya peredaran narkoba.

“Kami menyambut baik kedatangan BNN Sulut. Kedatangan pak Sumirat menjelaskan tentang bahaya narkoba akan menambah pengetahuan kepada kita semua dan bermanfaat bagi kita dan keluarga kita sendiri,” ujar Baringin.

Bahkanpun bukan hanya sosialisasi, Nababan dengan lantang mengatakan sekaligus akan melakukan tes urin buat pegawai PT PLN Sulutttenggo.

“Saya yang akan duluan di test urine,” kata Baringin sembari menawarkan kepada kepihak BNN untuk mencari waktu test urine bagi pekerja di pembangkit PLTA di Tondano.

Kepala BNN Sulut Kombes Pol Sumirat Dwiyanto, M.Si mengatakan pemerintah Pusat sangat serius dalam penanganan Narkoba. Ia mengatakan Sulut menduduki peringkat ke 5 penyalagunaan narkoba.

“Sulut menduduki peringkat 5 nasional, itu termasuk dengan penggunaan ehabond,” kata Sumirat dihadapan pimpinan dan staf PT PLN Suluttenggo.

Ia mengatakan penggunaan ehabon dan obat komix sangat berbahaya bagi anak usia SD dan SMP. “Anak merupakan titipan ilahi dari Tuhan, harus kita jaga. Jangan orang tua sibuk dengan pekerjaan tapi anak ditelantarkan dan pada akhirnya mulai memakai ehabon, komix bahkan narkoba,” jelasnya.

Sementara itu Sumirat menjelaskan, hasil kalkulasi perputaran uang untuk belanja narkoba di Sulut cukup besar bahkan dengan fantastis Ia mengatakan mencapai angka 1 Triliun.

“Hitungan kami itu kecil, kebanyakan pengguna ehabond. Bahkanpun hasil hitungan bisa lebih dari itu,” jelas Sumirat.

Ia mengingatkan warga Sulut mewaspadai modus kiriman barang. Sumirat menegaskan jangan sampai paket yang dikirimkan bisa saja berisi barang haram tersebut.

“Harus waspadai paket kiriman barang. Selain itu modus lain bisa saja saat KTP kita hilang dan pada akhirnya ternyata identitas kita dipakai untuk paket kiriman barang narkoba ini. Karena itu jika KTP atau paspor kita hilang jangan segan-segan melapor ke Polisi, karena jika tidak bisa saja disalahgunakan orang lain,” warning Sumirat.

BNN Sulut berharap sosialisasi yang telah digelar di instansi swasta dan pemerintah bisa mengurangi peredaran narkoba di Sulut. (chris)