manadoterkini.com, SULUT – Kerasnya perjuangan Liliyana Natsir dalam olahraga Bulu Tangkis, bahkan demi mengejar prestasinya, dia relah meninggalkan sekolah setelah lulus Sekolah Dasar (SD) di Eben Haezar Manado.
Natsirpun oleh orang tuanya memutuskan masuk club Bulu Tangkis di Jakarta. Disana dia tinggal di asrama jauh dari orang tuanya. Sesekali Natsir sedih dan menangis. Kakak-kakak satu klub dari Medan sering menghibur dia, dari situ Natsir sering dipanggil Butet.
“Sejak menginjak remaja Liliyana sudah kami bawa ke Jakarta untuk masuk klub bulutangkis dengan biaya kehidupan sendiri, sampai nginap di asrama,” kata Ibundanya Olli Maramis.
“Karena dia sering menangis, menangis setiap hari, dan kebetulan anak yang bungsu, maka pas dilihat teman kakaknya dari Medan langsung dipanggil Butet,” tutur Maramis.
Liliyana sendiri tidak memiliki darah Batak. Ayahnya berdarah Makassar – Tiongkok sedangkan ibunya berdarah Manado.
Liliyana menghabiskan masa kecil di Manado. Ia sering mengikuti kejuaraan, dan sering menyabet juara. Trofi pertamanya adalah juara Porseni tingkat sekolah dasar se-Sulawesi Utara.(alfa)
