Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Manado

Keban Assa Hadiri Waste to Energy Workshop for Urban Society in Indonesia 2016

×

Keban Assa Hadiri Waste to Energy Workshop for Urban Society in Indonesia 2016

Sebarkan artikel ini

kaban assamanadoterkini.com, MANADO – Kepala Bappeda, Peter K.B. Assa, Ph.D (Kaban Assa), Selasa (22/11/2016) menghadiri Waste-to-Energy Workshop for Urban Society in Indonesia 2016 yang dilaksanakan oleh IEE Japan.

Menurut Kaban Assa, workshop ini sangat berguna untuk mempelajari bagaimana pemerintah dan masyarakat Jepang bekerjasama dan kerja serius dalam mengelola sampah sehingga dapat memberikan dampak positif dalam pengelolaan sampah di Kota Manado.

Kaban Assa juga mengatakan penggunaan teknologi modern WTE sangat membutuhkan biaya yang sangat mahal sehingga untuk diterapkan di Kota Manado membutuhkan bantuan dana dari Pemerintah Provinsi dan Pusat.

“Biaya pembangunan maupun OMnya sangat mahal, Pemkot Manado sulit menganggarkan WTE tech di APBD, tetapi dengan program Pak Gubernur Sulut, Olly Dondokambey yang sementara dalam perencanaan DED TPA Regional (Regional Landfill) yang memasukkan salah satu WTE didalamnya maka saya percaya nantinya WTE akan turut dibantu dengan dana APBN,” ujar Kaban Assa.

Beliau menambahkan persoalan paling sulit di Indonesia terutama di Kota Manado adalah pengadaan lahan.

“Alasan mengapa mesti WTE karena hanya itu satu-satunya jalan selain program membangun Mind Set dan Culture Set Masyarakat untuk mandiri dan pro-aktif dalam mengelola sampah. Persoalan paling sulit di Indonesia terutama di kota Manado adalah pengadaan lahan. Bila tetap mau bertahan dengan Landifill, katakanlah sanitary landfill, maka tetap konsekuensi logisnya pada kurun waktu tertentu harus dilakukan pengurugan tanah dan pindah lokasi. Sementara pengadaan lahan begitu sulit di Manado,” jelasnya

“Nah alternatif terbaik yg harus dipilih dan ramah lingkungan adalah WTE.” ujar Kaban Assa.

Kaban Assa melanjutkan harus dibangun kesadaran dari masyarakat Kota Manado tentang pentingnya pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat.

“Harus dilakukan penguatan dan sosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat tentang arti penting pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat demi keberlanjutan hidup sehat anak cucu generasi mendatang. Program ini tentu tidak mudah, karena masyarakat kita sudah lama terbiasa kurang bersahabat dengan tertib membuang sampah dan mudah emosi bila ditegur.” katanya.

“Tetapi kita harus memulai, semua pihak apalagi kalangan tokoh, cendekiawan dan kelompok masyarakat peduli lingkungan bersama-sama dengan pemerintah sudah harus bergerak lebih cepat dan sistematis, bahu membahu untuk turut mensosialisasi “kesadaran mengelola dan membuang sampah, dari diri sendiri, dan setia pada perkara kecil sekalipun,” terangnya.

“Bila ini bisa kita lakukan maka niscaya tidak ada yang mustahil kedepan Manado betul-betul dapat mewujudkan diri sebagai kota yang berkesinambungan dengan hak kepemilikan yang utuh terhadap predikat a good livable, green and smart city in Indonesia,” tutup Kaban Assa.(ald/bappeda)