Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Bitung

Pemkot Bitung Percepat Penerapan LCMT

×

Pemkot Bitung Percepat Penerapan LCMT

Sebarkan artikel ini

 

bitungmanadoterkini.com, BITUNG – ‎Pemerintah Kota (Pemkot) Bitung dibawah kepemimpinan Walikota Bitung Maximiliaan J Lomban, SE MSI dan Wakil Walikota Bitung Ir Maurits Mantiri mulai mempercepat penerapan pengembangan Low Carbon Model Town (LCMT) di Kota Bitung.

Hal ini terlihat saat Pemkot Bitung menggelar rapat di Ruang Sidang Lt. IV Kantor Walikota Bitung bersama dengan Dirjen Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Farida Zed dan Jesica Magnussow selaku CEO Boras Waste Recovery yang berasal dari Swedia, Senin (12/06).

Dalam kesempatan tersebut Lomban menegaskan bahwa percepatan penerapan pengembangan Low Carbon Model Town (LCMT) di kota Bitung butuh perhatian khusus, bukan hanya dari Pemerintah Kota Bitung saja namun dari semua pihak terkait baik itu Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Instansi terkait, juga Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal EBTKE.

“Saat ini berbagai cara telah ditempuh Pemerintah Kota Bitung guna terwujudnya kota rendah karbon di kota Bitung sekaligus menjadikan Bitung kota LCMT pertama di Indonesia yakni Pemkot Bitung tidak lagi menerima Investasi yang menggunakan energi tidak ramah Lingkungan,” ujar Lomban didampingi Mantiri.

Lanjutnya, “sudah beberapa kali Pemkot Bitung menolak tawaran Investasi dimana limbah karbon yang dihasilkan tidak sesuai dengan takaran normal, namun sampai saat ini pun energi baru terbarukan belum juga datang,” jelas Lomban sembari menjelaskan melalui Pertemuan kali ini, harus ada output sehingga penerapan LCMT bisa segera terealisasi di Bitung.

Sementara itu Dirut EBTKE Farida Zed mengatakan bahwa pengembangan LCMT di kota Bitung bukan hanya untuk saat ini, melainkan disiapkan untuk generasi kedepan.

“Artinya bukan hanya membangun secara fisik tapi juga sosial yang dikenal dengan istilah sustainable city, dengan basis utama projek ini adalah peningkatan data yang ada dan ini butuh kerja sama dengan pihak perguruan tinggi yang merupakan koordinat utama dalam membangun data,” katanya.(hms/refly)