BPMS GMIM: Berpolitik, Pendeta Diminta Tanggalkan Jabatan Grejawi
manadoterkini.com, MANADO – Jika ada Pendeta Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) yang terjun dalam dunia politik praktis apalagi ikut dalam pencalonan Anggota Legislatif, maka yang bersangkutan harus menanggalkan jabatan gerejawi yang diberikan jemaat.
Demikian ditegaska Wakil Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM Bidang Pengembangan Sumber Daya, Pdt Petra Rembang, M.Th dalam kegiatan Katekisasi tahap akhir Pelsus GMIM se Wilayah Tanawangko Satu di Jemaat ‘Efata’ Tambala, Sabtu (21/4/2018).
Dihadapan ratusan peserta yang terdiri dari Syamas, Penatua, Guru Agama dan Pendeta, Rembang menegaskan bahwa sesuai dengan aturan, pengakuan dan pernyataan ketika diteguhkan bahwa Pendeta adalah pekerjaan satu-satunya.
“Berbeda dengan Penatua dan Syamas. Karena tidak ada pekerjaan Penatua dan Syamas yang tercantum dalam KTP, tetapi kalau Pendeta jelas tertulis Pekerjaan Pendeta. Penatua dan Syamas adalah tugas tambahan sebagai anggota sidi jemaat,” tutur Rembang.
Pada Katekisasi tersebut, selain Pdt Petra Rembang, Sekretaris BPMS GMIM Periode 2014-2018 Pdt Dr Hendry CM Runtuwene, STh, M.Si, Ketua BPMW Tanawangko Satu Pdt Christian Mengko, M.Th, Ir Stefanus BAN Liowmtampil sebagai pembicara.
Sementara itu, ketua BPMJ GMIM Efata Tambala, Pdt. Steven Frans Rembet, S.Th pada Ibada Minggu (22/4/2018) mengucapkan terimah kasih kepada seluruh jemaat Efata Tambala, yang suda terlibat mengsuksekan kegiatan Katekisasi, dan juga sudah menjadi tuan rumah yang baik, karena Jemaat sudah mempersiapkan tempat lokasi katekisasi mulai dari pembuatan tenda, menyiapkan konsumsi secara swadaya dari Jemaat dan Pelasus. (*/Rizath)
𝙋𝙤𝙡𝙞𝙩𝙞𝙠 𝙙𝙖𝙣 𝙋𝙚𝙡𝙖𝙮𝙖𝙣𝙖𝙣. Dua hal yang berbeda tapi maksudnya sama. Setiap pelayanan pasti ada politik. Setiap politik pasti memberikan pelayanan. Lalu, apakah salah seorang Pelayan Tuhan (Hamba Tuhan) terjun dalam dunia politik. Tentu, boleh.
Kalau memahami arti dari kata politik sendiri, secara etimologi diambil dari kata “𝙋𝙤𝙡𝙞𝙩𝙚𝙖” yang artinya 𝙢𝙚𝙣𝙨𝙚𝙟𝙖𝙝𝙩𝙚𝙧𝙖𝙠𝙖𝙣. Begitu juga dengan pelayanan yaitu untuk mensejahterakan umat Tuhan dalam hal ini memberikan motivasi, nasihat, dan amat terlebih untuk mengajar supaya tetap berpegang teguh dalam iman.
𝙆𝙚𝙠𝙪𝙖𝙨𝙖𝙖𝙣-𝙠𝙚𝙠𝙪𝙖𝙨𝙖𝙖𝙣 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝘼𝙡𝙡𝙖𝙝. Bukan sebagai wabah dan kelaparan, dan peperangan, dan wabah-wabah lain untuk dosa, dikatakan berasal dari Dia. Tetapi karena Ia telah menetapkan mereka untuk pemerintahan dunia yang sah dan adil. Hak pemerintah ditetapkan oleh Allah untuk kesejahteraan manusia.
Seorang pemimpin harus menjadi magistrat-magistrat untuk menjadi pembela-pembela, bukan perusak-perusak, hukum-hukum yang sakral.
Dalam bukunya Yohanes Calvin yang berjudul “𝘾𝙊𝙈𝙈𝙀𝙉𝙏𝘼𝙍𝙄 𝙊𝙉 𝙍𝙊𝙈𝘼𝙉𝙎 mengatakan: “Jadi magistrat-magistrat harus mengetahui pekerjaan mereka bukan memerintah demi Kepentingan mereka sendiri, tetapi kebaikan publik; tidak juga mereka diberi kekuasaan yang tidak terkendali, tetapi yang dibatasi untuk kesejahteraan warga mereka; pendeknya, mereka bertanggung jawab kepada Allah dan kepada manusia dalam menggunakan kekuasaan mereka. Karena sebagaimana mereka ditugaskan oleh Allah dan melakukan pekerjaanNya, mereka harus memberikan suatu pertanggungjawaban kepadaNya: dan kemudian pelayanan yang telah Allah berikan kepada mereka bagi warga; oleh karena itu mereka adalah orang-orang yang berutang kepada warga” Yaitu : 𝙆𝙀𝙎𝙀𝙅𝘼𝙃𝙏𝙀𝙍𝘼𝘼𝙉