Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Bitung

Rawung Perkenalkan Kain Bitung Di Ajang Road Show Pemilihan Duta Kain Sulut

×

Rawung Perkenalkan Kain Bitung Di Ajang Road Show Pemilihan Duta Kain Sulut

Sebarkan artikel ini

 

bitungmanadoterkini.com, BITUNG – Dihadapan para peserta Ajang Road Show Pemilihan Duta Kain Provinsi Sulawesi Utara, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Bitung Dra. Khouni Lomban Rawung memperkenalkan Sembilan seri Kain Batik khas kota Bitung, digelar di Ruang Sidang Lt. IV Kantor Wali Kota Bitung. Jumat (03/05/2019)

Rawung yang didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kota Bitung Pingkan Kapoh mengatakan, Kain Bitung adalah salah satu kekayaan Budaya kota Bitung dengan berbagai corak dan warna yang menggambarkan aktivitas, identitas dan budaya masyarakat kota Bitung.

“Dekranasda dan TP-PKK Kota Bitung bekerja sama dengan Stakeholder merancang dan menerbitkan kain berupa Batik Bitung lewat berbagai kreasi yang terinspirasi pada 5 pesona di Kota ini,” ujar Rawung.

Kepada 40 peserta yang hadir saat itu, Rawung yang juga selaku Ketua TP-PKK kota Bitung menjelaskan makna dari setiap seri kain, mulai dari seri pertama tahun 2011 hingga yang terbaru yang dikeluarkan tahun 2018 lalu.

Dijelaskannya seri pertama memiliki motif pohon kelapa yang melambangkan Kota Bitung sebagai kota pertanian dan ditambahkan dengan motif garis-garis bergelombang yang melambangkan Kota Bitung sebagai kota bahari. Sementara untuk seri kedua mengangkat tema pohon kelapa dan cengkih yang merupakan komoditi terutama dikota Bitung sebagai kota industri .

Seri ketiga menurut Rawung memiliki motif ikan Coelacanth (ikan purba) yang menjadi salah satu icon masyarakat Sulawesi Utara sejak ditemukan dan Seri keempat mencakup motif ikan Coelacanth (ikan purba), cengkih, tetapi pada seri ini ditambah dengan motif Tarsius.

Sementara untuk seri kelima hampir sama dengan seri sebelumnya hanya ditambahkan motif pohon kelapa. Perubahan justru ada di seri keenam, pada seri ini mengangkat Tarsius dan Pohon Aren. Nilai yang diangkat adalah keterkaitan atau konektifitas antara makhluk hidup dimana satu makhluk hidup membutuhkan makhluk hidup lainnya.

Di Seri ketujuh, mengangkat motif Pigmy Sea Horse ( kuda laut). Pigmy Sea Horse (kuda laut) merupakan hewan endemik yang hanya bisa dijumpai di perairan Selat Lembeh dan untuk Seri kedelapan, mengangkat motif Tarsius yang menegaskan kembali pentingnya keberadaan hewan ini bukan hanya secara ekologis di alam dan habitatnya, tetapi juga secara ekonomis sebagai daya tarik wisata yang dikenal dengan 5 Pesona terutama pesona Fauna.

“Untuk seri Sembilan menggambarkan tentang Yaki atau Macaca Nigra di Hutan Tangkoko dengan daun dan Bunga Pohon Bitung. Yaki adalah hewan Endemik kota Bitung yang hidup di Huta Alam Tangkoko yang populasinya terancam punah,” jelas Rawung.

Rawung berharap siapapun yang nantinya terpilih menjadi Duta Kain Sulut akan mampu memperkenalkan berbagai kain yang ada di Sulut khususnya Kain Batik Khas Bitung sehingga dikenal bukan hanya di Indonesia tapi juga mampu mendunia. (REFLY)