Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Pemerintahan

Gubernur : Revolusi Mental Ubah Patologi Birokrasi

×

Gubernur : Revolusi Mental Ubah Patologi Birokrasi

Sebarkan artikel ini

SULUT, (manadoterkini.com) – Revolusi Mental akan mengubah Patologi Birokrasi. Demikian ungkapan Penjabat Gubernur Sulawesi Utara DR. Sumarsono MDM, dalam Seminar Nasional di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Kampus Sulut Tampusu Minahasa, baru-baru ini.

Dimana oleh Presiden RI Joko Widodo, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) telah ditetapkan sebagai Kampus Pelopor Penggerak Revolusi Mental. Untuk itu pada Seminar Nasional yang mengusung Tema “Strategi dan Implementasi Revolusi Mental Aparatur Sipil Negara (ASN)” di Lingkup Pamong Praja. “IPDN Kampus Sulut “Tampusu” akan menjadi penggerak revolusi mental ini,” jelas Sumarsono yang tampil sebagai nara sumber dalam seminar nasional tersebut.

Seminar yang ikut dihadiri Gubernur IPDN, Prof Dr H Ermaya Suradinata, SH. MH.MS, Deputi Gubernur Bidang Akademik, Prof Dr H Khasan Effendy, Msi. Direktur Pasca Sarjana IPDN, Dr Sampara Lukman, MA. Direktur IPDN Sulut, Dr Alex J Wowor, Msi. Sekaligus dalam forum pertemuan tersebut, Oleh Gubernur IPDN dan Civitas Akademika IPDN Tampusu, mendaulat Ketua Umum Tim Penggerak PKK Prov Sulut, Nyonya Tri Rachayu Sumarsono, sebagai Ibu Asuh Praja IPDN Tampusu.

Sumarsono mengatakan, Revolusi Mental, merupakan gerakan masyarakat Indonesia untuk mengangkat Nilai-nilai strategis dari Konsep Trisakti Soekarno, guna menciptakan Ketertiban dan Kesejahteraan Rakyat, serta menjadikan Indonesia sebagai Bangsa besar mampu berkompetisi dengan Bangsa-bangsa lain di Pentas Dunia.

“Dengan mengubah cara pandang, pikir dan sikap, prilaku dan cara kerja, guna membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistik dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berkepribadian,” tandas Dirjen OTDA Kemendari RI yang juga adalah salah satu figur konseptor pencetus ide Revolusi Mental ini.

Sejalan dengan itu, Sumarsono menegaskan, Pelaksanaan Tiga Nilai Revolusi Mental meliputi Integritas, Kerja Keras, gotong royong. Sehingga, Konteks Revolusi Mental Birokrasi harus dimaknai sebagai perubahan cara berpikir, berperilaku dan bertindak dari setiap ASN dalam menjalankan tugas, fungsi dan kewenangannya, menjadi lebih Melayani, Berkinerja Produktif, Akuntabel dan Profesional.

Seminar yang juga dihadiri oleh Madya dan Nindya Praja IPDN Kampus Sulut, Sumarsono, menggugah agar Revolusi Mental ini dapat menjawab penyakit Aparatur, yakni Patologi Birokrasi yang telah mengakar dan membudaya, dengan pendekatan yang tepat, Konsisten, bertahap serta komperehensif. “Utamanya komitmen dan kemauan kuat (Political Strong Will) dari segenap Stakeholder, termasuk pihak Legislative dalam mewujudkannya,” kunci Sumarsono.(alfa)