Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Minahasa Selatan

Potong Dana BSM, Komisi III DPRD Minsel Hearing SMA N 1 Sinonsayang

×

Potong Dana BSM, Komisi III DPRD Minsel Hearing SMA N 1 Sinonsayang

Sebarkan artikel ini

MTerkini.com, AMURANG – Komisi III DPRD Minahasa Selatan (Minsel), Selasa (9/2) kemarin menggelar hearing atau rapat dengar pendapat terhadap SMA N 1 Sinonsayang.

Hearing ini dilakukan Komisi III, terkait persoalan pemotongan Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang ada di sekolah tersebut.

Rapat yang dipimpin oleh Ketua Komisi III Toar Keintjem tersebut turut menghadirkan beberapa siswa, guru dan Kepala Sekolah bersangkutan, dan pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Minsel.

Dalam rapat tersebut terungkap pihak sekolah melakukan pemotongan terhadap dana BSM kepada sejumlah siswa yang ada.

“Sebanyak 10 siswi sebagai perwakilan dari 80 penerima BSM mengaku dana BSM yang mereka terima tidak utuh lagi alias dipotong pihak sekolah, dengan alasan untuk pimpinan komite sekolah, untuk kepala sekolah, dan administrasi. Pemotongan dana bantuan tersebut bervariasi mulai dari 100 ribu hingga 200 ribu lebih,” ujar Ketua Komisi III Toar Keintjem.

Lanjut Dia, dana potongan ini dikembalikan pihak sekolah setelah media mulai menghembus pungli tersebut beberapa waktu lalu, meskipun pengembalian uang tersebut tidak semuanya.

Meyti Laoh salah satu orang tua siswa mengaku jika BSM anaknya dipotong 220 ribu. Diharapkan hal seperti ini tidak terulang lagi, karena ini menyangkut masa depan anak didik, maupun dunia pendidikan di Minsel.

Dibagian lain Kepala SMA 1 Sinonsayang Lusye Rugian SPd, pun membantah kalau potongan di lakukan atas petunjuknya. Menurutnya pemotongan dana bantuan tersebut tidak diketahuinya.

Sementara itu Kepala Dinas Dikpora Minsel Olyvia Lumi dalam kesempatannya menyatakan bahwa selama ini pihaknya sudah mewanti-wanti para pihak sekolah untuk tidak melakukan pemotongan terhadap sejumlah bantuan.

Terkait persoalan ini, dimata para anggota Komisi III Dekab Minsel yang juga sudah turun langsung ke sekolah tersebut beberapa waktu lalu, menyatakan bahwa hal ini sudah merupakan kesalahan yang harus ditindak lanjuti. Untuk itu melalui rapat tersebut diajukan rekomendasi untuk ditindak lanjuti pihak sekolah maupun Dinas Dikpora Minsel. Toar Keintjem menyayangkan, bahwa ternyata revolusi mental yang sering dikumandangkan bupati selama ini seakan mubasir. Dengan prilaku pemotongan seperti ini bisa saja diwarisi para anak didik, yang demikian pastinya akan merusak dunia pendidikan di Minsel.(dav)