Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Pemerintahan

BPBD Sulut Antisipasi Ancaman Banjir di Manado dan TNB

×

BPBD Sulut Antisipasi Ancaman Banjir di Manado dan TNB

Sebarkan artikel ini
liow
Kepala BPBD Provinsi Sulut Noldy Liow

manadoterkini.com, SULUT – Water Front City (WFC) istilah yang cocok untuk Kota Manado, disebabkan sejumlah sungai melintasi Kota ini. Julukan ini punya kaitan dengan langkah strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulut, dalam mencegah bencana banjir di Manado, terlebih dampak kepada warga yang tinggal di bantaran sungai dan juga laut sebagai sektor pariwisata terutama Taman Nasional Bunaken (TNB).

Kepala BBPD Sulut Noldy Liow, Kamis (19/05/2016) mengatakan, untuk menormalisasi daerah aliran sungai (DAS), pemerintah akan mengatur pemukiman yang berada areal DAS, agar ketika musim penghujan datang tidak terjadi banjir, selain itu untuk mempercantik DAS sebagai penunjang pariwisata.

“Dalam rangka normalisasi bantaran sungai, yakni 15 meter samping kiri kanan pesisir sungai, agar orang tidak lagi membangun di bantaran sungai yang endingnya adalah mencegah dampak bencana banjir, ” tandasnya.

Dari hasil rapat bersama dengan Gubernur Sulut, Olly Dondokambey bersama Wagub, Steven Kaandouw belum lama ini, menghasilkan program kerja bersama yakni, BNPB dalam hal ini dalam rangka pengurangan indeks bencana. Dimana Kota Manado masuk salah satu dari 136 kota di Indonesia dalam kategori rawan bencana.

“Untuk Provinsi Sulut sendiri ada 5 titik daerah yang rawan bencana diantaranya, Kota Manado, Bitung, Tomohon, Kabupaten Sitaro dan Minahasa Tenggara. Kabupaten/Kota yang lain-lain juga bukan berarti tidak ada bencana, namun 5 daerah itu yang sementara ini terdeteksi dulu karena disitu sudah ada gunung merapinya, longsor, banjir dan lain-lain,” ungkap Liow.

Karena itu diharapkan kepada seluruh masyarakat Sulut, agar tidak membuang sampah sembarangan, karena itu sala satu pemicu terjadinya bencana banjir.

“Terutama di selokan-selokan dan sungai. Memang pada musim kering tidak akan terlihat, namun pada musim penghujan selain penyebap banjir, sampah-sampah hanyut ke laut, mencemarkan laut, imbasnya sampai ke Taman Nasional Bunaken, ” tutur Liow.(alfa)