manadoterkini.com, SULUT – Salah satu yang menjadi Indikator penyebap harga cabai/rica (bahasa Manado) pada pekan ini naik signifikan adalah harga yang dipatok pedagang antara. Hal diketahui ketika kemarin, Rabu (11/1/2017) pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut melakukan operasi pasar di sejumlah pasar di Manado.
Kepala Disperindag Sulut Jenny Karouw kepada manadoterkini.com mengatakan, operasi pasar dilakukan untuk mencari tahu penyebab lonjakan harga komoditi cabai ini. Selain itu untuk mengontrol harga komoditi ini. Salah satu upaya menjaga stabilitasnya, Dinas bekerjasama dengan Bulog melakukan penjualan langsung rica, di pasar Bersehati Manado.
“Indikatornya Pedagang Antara, karena setelah melakukan pengecekan harga, harga petani antara 30 ribu-35, sementara di pasar 60 ribu-70 ribu, jadi selisi harganya terlalu jauh, karena itu dibuka stan penjualan Cabai dengan harga Rp 55 ribu/kg, ” ungkapnya.
Harga yang ditetapkan pedagang antara ini juga, setelah dicermati akibat sentimen harga, atau dipengaruhi harga di luar daerah. Dimana di pulau jawa harga cabai/rica bermain pada kisaran ratusan ribu.
Karouw pun menambakan, untuk pasokan cabai di Sulut tergolong aman. Ada beberapa/kota yang sekarang sukses dengan programnya Distanak yang diketahui berjalan 4 bulan lalu.
“Kabupaten Boltim, Bolsel, Bolmut, Minahasa, Minut dan Kota Manado sendiri. Dan Sulut jelas terbantu, apalagi pada bulan ini sudah mesuk pada masa panen,” ujarnya Karouw sembari mengatakan Disperindag sendiri akan selalu melakukan pengawasan.
Terpisa, Ibu Martha menuturkan, dengan adanya operasi pasar ini, sangat membantu keluarga, apa terlebih sebagai ibu rumah tangga yang keseharian tidak terlepas dengan kebutuhan rumah tangga.(alfa)
