Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Edukasi dan ReligiMinahasa

1 Bulan 10 Hari, Mahasiswa Unsrit ‘Bersarang’ di Kecamatan Eris

×

1 Bulan 10 Hari, Mahasiswa Unsrit ‘Bersarang’ di Kecamatan Eris

Sebarkan artikel ini

manadomanadoterkini.com, TONDANO – Kepedulian sejumlah pihak terkait kelestarian lingkungan Danau Tondano terus bermunculan. Kali ini kepedulian tersebut datang dari lembaga pendidikan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon (Unsrit)

Dikatakan Rektor Unsrit DR Joost L Rumampuk SE, pihaknya menerjunkan sejumlah mahasiswa untuk melaksanalan KKN di desa-desa yang ada di Kecamatan Eris. “Adapun tema induk KKN saat ini adalah kesehatan dan pelestarian ekosistem Danau Tondano. Dimana diharapkan mahasiswa dapat menjabarkan pendidikan mereka dengan pengalaman di tengah masyarakat,” ujar Rumampuk di sela penerimaan mahasiswa KKN angkatan XVIII tahun 2018-2019 di Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa yang dilaksanakan di Ruang Sidang Kantor Bupati Minahasa pada Kamis 20/6.

Rumampuk juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Minahasa yang boleh merespon kehadiran Mahasiswa KKN Unsrit. “Mahasiswa perlu bersosialisasi dengan lingkungan. Karena jika mengenai lingkungan, itu mengenai manusia dengan alam,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Minahasa Ir Royke Oktavian Roring MSi yang diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra Dr Denny Mangala menyampaikan permohonan maaf karena Bupati dan Wakil Bupati Minahasa serta Sekda tidak dapat bertemu mahasiswa hari ini karna tugas lainnya.

Dikatakan Mangala, sebagai gambaran untuk mahasiswa bahwa Minahasa adalah Kabupten yang sudah sangat tua dan akan merayakan Hari Jadi ke 591. Dirinya mendukung apa yang disampaikan Rektor dimana yang dulu mahasiswa mencari sendiri tema KKN namun kali ini sudah ditentukan oleh pihak Universitas.

“Di Kecamatan Eris adik-adik mahasiswa bisa ikut membantu dalam rangka peningkatan kesejahteraan lewat edukasi bagi masyarakat bahwa manusia jangan hanya pintar/cerdas dalam segala bidang dan kaya pengetahuan tapi kalau sakit-sakit menjadi tidak menyenangankan,” kata Mangala.

Lanjutnya, danau di Indonesia berjumlah 1575. Dan Danau Tondano termasuk kelompok Danau besar. Apalagi peran Danau Tondano dalam pembangunan berbeda dengan danau lain di Indonesia. Karena Danau Tondano mensuplai listrik PLTA yg dirasakan oleh penduduk Minahasa, Manado dan sekitarnya. Sumber air minum, sumber penghasilan, memberikan suplai terhadap pengembangan pertanian masyarakat yang artinya tidak hanya Minahasa tapi Lrovinsi Sulawesi Utara secara keseluruhan.

“Makanya pemerintah pusat menetapkan Danau Tondano sebagai kawasan strategis Nasional dan karena itu kita semua harus menjaga pelestarian Danau Tondano,” jelasnya.

Tahun 1939 Danau Tondano memiliki luas 5600 ha dengan kedalaman 43 meter. Namun menjadi 3925 ha pada tahun 2015 dengan kedalaman 14 meter. Kalau tidak dijaga dan dirawat nantinya Danau Tondano bisa tinggal kenangan. Dengan peranan Danau Tondano yang sangat strategis harus kita jaga.

Masalahnya saat ini adalah enceng gondok/gulma yang sudah 15-20 persen menutupi Danau Tondano karena pertumbuhannya yang sangat cepat meski sudah diupayakan oleh pemerintah untuk memberantas. “Peneliti mengatakan untuk membasmi enceng gondok harus menggunakan zat kimia yang menghentikan pertumbuhannya yang artinya tidak ada lagi kehidupan di danau dan itu tidak kita inginkan,” terang Mangala.

Berdasarkan penelitian Dinas Perikanan, pelet/pakan yang tenggelam 30 persen menjadi nutrisi bagi enceng gondok menunjang pertumbuhanya. Sementara penelitian Dinas Lingkungan Hidup menerangkan bahwa salah satu penyebab lajunya pertumbuhan enceng gondok adalah akibat pemakaian pupuk dari masyarakat yang berlebihan juga diserap oleh tanah sampai ke danau karena dibawa air hujan.

“Selama 1 bulan 10 hari mahasiswa melaksanakan KKN dan berkontribusiedukasi kepada masyarakat. Ukuran keberhasilan KKN pada saat akan pulang ke kampus adalah masyarakat menyatakan rasa kehilangan hal-hal yang baik yang dilakukan oleh mahasiswa KKN,” tutup Mangala. (fis)