manadoterkini.com, MANADO – Pandemi Covid-19 di Kota Manado, berdampak pada sektor perekonomian warga. Tak ayal, masa-masa sulit di masa pandemi mengingatkan warga akan program pro-rakyat mantan Wali Kota Manado Dua Periode Vicky Lumentut (GSVL).
“Masa sulit yang dirasakan warga saat ini diakibatkan pendemi covid-19. Makanya tidak heran warga Manado teringat akan program pro-rakyat mantan GSVL. Tidak bisa dipungkiri dampak dari program-program pro rakyat GSVL sangat menyentuh kebutuhan keseharian warga Manado,” celote tokoh masyarakat Malalayang Dua, Jekson Sulangi SH, kepada manadoterkini.com.
Untuk itu, pria low profil yang berprofesi sebagai advocad ini rindu akan sepakterjang para wakil rakyat di DPRD Manado, agar bisa lebih kritis menyikapi dinamika yang terjadi di masyarakat.
“Masyarakat menanti sikap kritis para wakil rakyat di DPRD Manado. Banyak yang harusnya dikritisi, baik itu penyelenggaraan pemerintahan maupun persoalan sosial kemasyarakatan,” sindir Sulangi.
Lanjutnya, menyayangkan sikap diam para anggota dewan Kota Manado yang selama ini kritis.
“Saya jadi heran ketika melihat anggota Dewan yang selama ini kritis kok jadi diam seribu bahasa. Padahal sebagai legitimasi warga Kota Manado di lembaga DPRD itu dibayar untuk berbicara. Perlu digaris bawahi mereka dibayar untuk berkoar-koar memperjuangkan semua kepentingan masyarakat, bukan kelompok tertentu, apalagi hanya main aman,”kata Sulangi.
Sulangi pun berharap akan muncul anggota DPRD yang vocal memperjuangkan kepentingan warga Kota Manado.
“Saya masih berharap akan muncul anggota Dewan Manado yang kritis. Karena penyelenggara pemerintahan bukan hanya eksekutif tapi juga ada legislatif. Perlu diingat tiga fungsi anggota dewan yaitu Fungsi Legislasi, Fungsi Anggran dan fungsi Pengawasan,” sindirnya.
Pengacara yang getol memperjuangkan kepetingan masyarakat ini pun mengapresiasi sikap kritis fraksi NasDem akhir-akhir ini.
“Baguslah kalo seperti ini. Sikap kritis Fraksi NasDem harus lebih dipertajam lagi. Jangan bungkam, semuanya untuk warga Kota Manado,” pungkasnya.
(aldi/malz)
