Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Filosofi Politik OD-SK “Kepemimpinan Adalah Teladan” Dinilai Ideal Bagi Milenial

×

Filosofi Politik OD-SK “Kepemimpinan Adalah Teladan” Dinilai Ideal Bagi Milenial

Sebarkan artikel ini

manadomanadoterkini.com, SULUT – Pesta Demokrasi Tahun 2023-2024 sangat mempengaruhi pemilih pemula dalam menentukan sikap politik.

Penegasan itu disampaikan Ketua Jaringan Anak Milenial (JAM) Sulut Hebat Josua Liow.

Hal ini sangat perlu oleh berbagai partai termasuk lembaga pendidikan dan pelaksana Pemilu dalam hal ini KPU dapat ikut serta dengan intens mengedukasi bagi pemilih pemula.

Sikap berpolitik bersih sehat dan santun dapat menjadi bagian dalam proses politik melalui pendidikan politik yang dimaksud dapat tercapai.

Bagaimana kita mengakui keberhasilan pak Joko Widodo sebagai Presiden dan Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw (OD-SK) boleh menang dalam pertarungan politik.

Dimana filosofi politik “Kepemimpinan Adalah Teladan” menjadi inspirasi rakyat dalam memilih pemimpin menjadi dominan dan menang secara ideal, mengapa ? karena mayoritas rakyat melihat lembaga politik terkecil harus beres dan benar harus jadi panutan dalam masyarakat, jelas Liow.

Liow berpendapat hal tersebut sangat urgen karena pengalaman masa lalu dan realitas politik saat ini tidak bisa di bohongi, dan itu mulai dari keluarga dalam lingkungan-Lingkungan Sosial budaya dan agama.

Yang tidak kala penting adalah bagaimana pemimpin benar menjadi pelayan masyarakat, aspiratif dalam tuntutan masyarakat dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

“Karena apabila pemimpin politik tidak demikian maka pemimpin tersebut akan melahirkan kemiskinan bagi masyarakat dalam kepemimpinannya. Isue penanganan masalah pendidikan, penanganan masalah kesehatan, penangan masalah kemiskinan ekstrim, penanganan masalah penganguran dan cipta kondisi masyarakat untuk rasa aman dan nyaman, harus menjadi fokus perhatian kita,” ujar Josua Liow.

Fonomena saat ini kata Liow, ada saja tokoh politik mulai memainkan politik tidak santun, seperti mau menolong rakyat dengan melanggar aturan, memainkan peran yang tidak seharusnya karena aji mumpung, manipulatif serta cenderung menghalalkan segala cara.

Masyarakat seolah-olah mampu dibodohi dan didustai tanpa merasa bersalah, bahkan aparat seolah-olah mudah diatur dan kecenderungan fatal adalah memaksakan kehendak politik dengan melanggar etika politilk dan etika hukum yang berlaku dalam masyarakat.

Hal-Hal inilah yang perlu dicermati oleh lembaga pelaksana pemilu agar pemilih pemula tidak dipengaruhi budaya politik busuk.

Liow berharap, para politisi tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan namun menerapkan keteladanan dalam masyarakat, karena kepemimpinan itu adalah teladan, tutup Liow. (*/Rizath)