Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Hukum dan Kriminal

Pihak Sekolah Berhentikan Siswi Terlibat Perkelahian

×

Pihak Sekolah Berhentikan Siswi Terlibat Perkelahian

Sebarkan artikel ini

PhotoGrid_1505481836191manadoterkini.com, MANADO – Aksi perkelahian dua Siswi SMP yang sempat viral di media sosial. Akhirnya pihak Sekolah SMP Negeri 5 Manado dengan tegas memberhentikan lima orang siswinya yang terlibat perkelahian dengan siswi SMP Negeri 3 Manado pada Rabu (13/09) pekan lalu.

Sebelumnya perkelahian ini, sempat beredar video kekerasan di media sosial berisi perkelahian antara dua orang siswi SMP dari dua sekolah yang berbeda di kota Manado, Sulawesi Utara. Dalam video tersebut ini terlihat salah seorang siswi yang masih berseragam sekolah saling berhadap-hadapan dengan siswi lainnya.

Dari informasi yang di dapat. Keduanya terlihat saling beradu mulut, sementara teman-teman keduanya berusaha memanas-manasi keduanya untuk segera berkelahi. Tiba-tiba datang salah seorang siswi lainnya yang langsung mendorong temannya ke arah lawannya sehingga perkelahianpun tidak terelakkan. Sehingga kejadian itu disaksikan oleh teman-teman keduanya yang menonton aksi perkelahian itu sembari memotret dan memvideokan peristiwa tersebut dan mengunggahnya ke media sosial pada Rabu, (13/09) pekan lalu ini Kedua siswi yang berkelahi itu tercatat sebagai siswi SMP Negeri 5 dan SMP Negeri 3 Manado.

“Peristiwa yang terjadi ini memang satu peristiwa yang kita semua pasti tidak inginkan terjadi, tapi kenyataannya sudah terjadi, dengan demikian maka kami dari pihak sekolah tentu berbagai langkah yang kami ambil setelah peristiwa itu terjadi, terutama kami berupaya mendata anak-anak tersebut yang terlibat didalamnya,” jelas Hans Labuha SPd MPd, selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, SMP Negeri 5 Manado kepada manadoterkini.com.

Dari hasil investigasi yang dilakukan, ternyata ada 25 orang yang datang di lokasi perkelahian, baik yang hanya sebagai penonton maupun yang terlibat langsung. Dan dari 25 orang siswa itu diklasifikasikan lagi sehingga tingkat sanksinya akan berbeda-beda sesuai tingkat kesalahan atau perbuatan yang dilakukan, dan dari yang ada, ternyata ada lima orang yang butuh penanganan secara khusus dan pembicaraan lebih jauh. Dan ke lima siswi tersebut, salah seorang sebagai pelaku utama dalam perkelahian, seorang siswi yang mengambil gambar dalam kejadian itu, seorang siswi yang mengunggah ke media sosial dan dua orang siswi lainnya bertindak sebagai provokator sehingga terjadi perkelahian. Dalam rapat yang dilakukan, pihak sekolah memutuskan ke lima siswi tersebut dikembalikan ke orangtua masing-masing untuk pembinaan lebih lanjut lagi.

“Karena kami percaya orangtua mengantar anak, menyekolahkan di lembaga kami ini dipercayakan untuk kami mengajar, mendidik dan membina mereka, tetapi selama proses ternyata ada beberapa hal yang menjadi pengalaman bersama, ada siswa yang benar-benar dapat dibina dengan baik tetapi juga sebagian siswa yang tidak mendengar pembinaan-pembinaan maupun pendidikan yang diberikan kepada anak-anak ini,” lanjut Hans.

Akhirnya pihak sekolah memutuskan ke lima siswa tersebut dikembalikan kepada orangtua supaya orangtua membina lebih jauh di rumah kemudian mencari lembaga pendidikan lain untuk menyekolahkan anak mereka.

“Pihak sekolah siap melayani orangtua, kebutuhan apapun untuk maksud tersebut. Jadi intinya kalau mereka memilih satu lembaga, kami siap untuk memberikan surat pengantar ataupun surat pindah ke lembaga lain,” pungkasnya.

Sangat berbeda dengan pihak SMP Negeri 5 Manado yang memberhentikan siswanya, pihak SMP Negeri 3 sendiri belum memberikan sanksi terhadap 7 orang siswanya yang terlibat.

“Kami sudah membentuk tim yang terdiri dari wali kelas yang lama dan yang baru, wakil-wakil dan BK untuk menyelidiki masalah perkelahian tersebut. Nanti sesudah tim ini selesai merumuskan baru ada keputusannya. Ada 7 orang yang terlibat, kita tunggu saja dan kami akan memanggil orangtua mereka,” ujar Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Manado, Elisabeth Mononutu.(Pra)