Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Pemerintahan

Ini Kunci OD-SK Menjaga Sulut Daerah Paling Toleran

×

Ini Kunci OD-SK Menjaga Sulut Daerah Paling Toleran

Sebarkan artikel ini

sulut hebatLmanadoterkini.com, SULUT – Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw mengungkapkan Sulawesi Utara dibawah kepemimpinan Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw (OD-SK) menjadi role model daerah paling toleran se Indonesia tidaklah mudah, banyak pengoorbanan dan tatanan yang terus dirawat dan dijaga.

Menurut Kandouw, berkat kerja keras sesama stakeholders menjaga kerukunan dengan tidak ada pikiran negatif dan ekslutifitas antar sesama masyarakat menjadi salah satu cara menjaga Sulut menjadi role model daerah paling toleran se Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Kandouw pada Rapat Koordinasi Peningkatan Toleransi Antar Umat Beragama yang digelar Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) di GKIC Kairagi Manado, Kamis (3/10/2019).

Dalam kegiatan bertemakan “Merawat Budaya Damai di Sulut Karena Torang Samua Ciptaan Tuhan”, Kandouw menegaskan suatu kebanggaan bagi pemerintah dan masyarakat Sulut karena merupakan role model daerah dengan toleransi terbaik di Indonesia.

“Ini menjadi kebanggaan kita semua dan wajib kita jaga terus,” ungkap katanya dalam sambutan dihadapan para pemuka agama.

Lanjut Kandouw, setiap manusia dikaruniai Tuhan Given, untuk menunujukkan kasih sayang terhadap sesama manusia.

“Nah, di Sulut ini dengan pendekatan dari Pak Gubernur Olly Dondokambey dan saya mendampingi, tidak ada pengkotak-kotakan, tidak ada eksklusifisme, tidak negatif thinking, tidak saling mencurigai sehingga tercipta suasana yang sangat harmonis di daerah ini,” jelas Kandouw.

Contoh nyata, tambah Kandouw, dalam menghadiri pelantikan Ketua DPRD Sulut Andre Angouw yang merupakan satu-satunya legislator beragama Kong Hu Cu terpilih sebagai Ketua Dewan di Sulut.

Contoh lainnya, di Bolmut, Pak Chandra, Ketua Dewan satu-satunya beragama Kristen ditengah mayoritas muslim.

Disamping itu, potensi radikalisme dan fundamentalisme berpotensi di semua agama dan bukan hanya terjadi pada suatu agama.

“Potensi radikalisme dan fundamentalisme harus diantisipasi oleh segenap pihak. Jadi sangat bagus di Sulut ini memiliki Badan Kerjasama Antara Umat Beragama (BKSAUA).”

“Hal-hal ini mungkin bisa diadopsi pendekatannya di daerah-daerah lain. Terima kasih atas perhatian dan kehadirannya di Sulawesi Utara,” tutup alumnus Universitas Indonesia ini.

Diketahui, kegiatan ini menghadirkan tokoh agama, organisasi dan perwakilan kabupaten/kota dan diharapkan Budaya Damai yang selama ini terjadi di Sulut bisa terus terjaga dan terawat sesuai pedoman Torang Samua Ciptaan Tuhan.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Biro Kesra Provinsi Sulut, dr. Kartika Devi Kandouw Tanos,MARS, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK, Prof Dr Agus Sartono (Narsum), Asdep Pendidikan Tinggi dan Pemanfaatan Iptek, Ir Asril MSi (Narsum), Plt Asdep Pemberdayaan dan Kerukunan Umat Beragama, Dr Cecep K Anwar. Narasumber lainnya, Pastor Damianus Pongoh (Ketua Presidium BKSUA) dan Kaban Kesbangpol, Drs MM Onibala. (*/Rizath)