Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Pemerintahan

Dubes Jerman Tertarik Dengan Kerukunan Sulut dan Siap Berinvestasi

×

Dubes Jerman Tertarik Dengan Kerukunan Sulut dan Siap Berinvestasi

Sebarkan artikel ini

manadoterkini.com, SULUT – Wakil Gubernur Sulawesi Utara Drs
Steven Kandouw menyambut baik kedatangan Dubes Jerman untuk Indonesia Ms Ina Lepel di Provinsi Nyiur Melambai, Jumat (28/1/2022).

Menurut Kandouw, Ms Ina Lepel  sangat tertarik dengan kerukunan di Sulut yang terus dipelihara dan bahkan sudah menjadi budaya di daerah ini.

Sangking rukunnya kehidupan masyarakat Sulut, Dubes Jerman ini bahkan tidak sungkan-sungkan berinvestasi di daerah ini.

“Hari ini saya berdialog Dengan Dubes Jerman Ms Ina Lepel, Bahas Kerukunan dan Perdagangan. Dubes Jerman sudah melihat langsung kerukunan di Sulawesi Utara, ia tertarik dan respect terhadap kerukunan di Sulut,” tutur Kandouw.

Selain itu Dubes Jerman juga menyatakan akan melakukan kerjasama investasi di Sulut.

Kandouw berharap kedepan pihaknya bisa menjalin kerjasama sama dengan negara German bukan saja hanya di bidang ekonomi, melainkan pendidikan maupun teknologi.

Diketahui, Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lapel, menghadiri peresmian Museum Holocaust yang dibangun komunitas Yahudi di Minahasa, Sulawesi Utara, Kamis (27/1).

“Suatu kehormatan berada di Minahasa dan berpidato di pembukaan Museum Holocaust. Museum sejenis ini dibuka untuk pertama kalinya di Asia Tenggara atas inisiatif komunitas Yahudi di sini,” kata Lapel melalui Twitter.

Museum ini diresmikan bertepatan dengan peringatan hari Holocaust internasional. Lapel menegaskan bahwa Jerman akan selalu mendukung peringatan terhadap kejadian yang dapat menjadi pelajaran universal tersebut.

Ia juga menegaskan bahwa Jerman akan terus mendukung upaya perlawanan terhadap rasisme, anti-Semitisme, dan semua bentuk intoleransi.

Lapel kemudian mengingatkan, publik harus terus mengingat kejahatan luar biasa yang terjadi dalam Holocaust.

“Jika tidak, kita berisiko mengulanginya lagi. Namun, jika kita ingat, kita bisa menjadi sangat waspada dan langsung bertindak apabila muncul tanda-tanda kebencian rasisme dan anti-semitisme,” ucap Lapel.

Museum itu, menurut Lapel, merupakan tanda perkembangan yang baik, terutama bagi pemuda untuk proses pembelajaran sejarah.

“Museum akan menyasar anak muda sebagai sebuah pengalaman pembelajaran. Saya sangat senang bisa mengunjungi museum ini,” kata Lapel.

Holocaust sendiri merupakan insiden pembantaian, penyiksaan, dan pembunuhan massal terhadap kaum Yahudi oleh rezim Nazi. Peristiwa itu terjadi pada 1941-1945. (*/Rizath)