Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Edukasi dan ReligiPemerintahan

Pesan Olly Dondokambey di Konferensi Gereja dan Masyarakat di kalimantan

×

Pesan Olly Dondokambey di Konferensi Gereja dan Masyarakat di kalimantan

Sebarkan artikel ini

manadoterkini.com, SULUT – Gubernur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Prof DR (Hc) Olly Dondokambey menghadiri Konferensi Gereja dan Masyarakat (KGM) sebagai ruang dialog dan refleksi, serta pemetaan tantangan dan arah pelayanan Gereja ditengah Indonesia dan dunia.

Kegiatan lima tahunan kali ini dilaksanakan di Aquarius Boutique Hotel Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (8/11/2023) Hingga Sabtu (12/11/2023). Sebagai tuan rumah Gereja Kalimantan Evangelis (GKE).

Pada kesempatan itu, Olly Dondokambey yang juga sebagai Ketua Majelis Pekerja Harian PGI mengatakan, KGM memiliki tempat tersendiri dalam perjalanan Gereja-Gereja di Indonesia. Dimana KGM ini telah mulai diselenggarakan pada 1972, dimana saat itu gereja-gereja berkonferensi untuk meletakkan landasan untuk menjalankan diakonia pembangunan sebagai perwujudan damai sejahtera di Indonesia.

Lanjut Olly, pada KGM terakhir, tepatnya Maret 2019 kita berkonferensi di Manado Sulut di bawah tema  “Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir”, dan pada KGM tahun ini disini, kita akan diterangi oleh Tema baru: “Hiduplah sebagai Terang yang Membuahkan Kebaikan, Keadilan dan Kebenaran (Efesus 5:8b-9)” dan Subtema: “Bersama-sama Mewujudkan Masyarakat Majemuk yang Pancasilais dan Berdamai dengan Segenap Ciptaan Allah.”
“Tema ini juga yang akan menjadi fokus Sidang Raya PGI ke-18 tahun depan nanti di Toraja,” ungkap Olly.

Menurut Olly, Pemilihan Tema dan Subtema Sidang Raya PGI selalu berkaitan dengan refleksi atas tantangan-tantangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia dan tantangan global. “Oleh karena itu, pemilihan Tema dan Subtema kali ini pun didasarkan pada pembacaan situasi sosial ke-Indonesiaan masa kini dan yang masih akan menyertai pelayanan PGI  dan gereja-gereja anggota PGI lima tahun ke depan,” ungkap Olly.

Bagi PGI kata Gubernur Olly, tantangan-tantangan tersebut bukan saja merupakan tanggung jawab pemerintah, namun juga tanggung jawab gereja-gereja untuk menjalankan fungsi kritis dan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam konteks inilah, Gereja-Gereja di Indonesia menyelenggarakan KGM sebagai upaya bersama menyikapi proses bagaimana Gereja menjadi terang yang akan membuahkan Kebaikan ditengah konteks Bangsa dan Negara Indonesia, sebagaimana Tema tersebut.

“Karena itu, KGM ini menjadi tempat bagi gereja-gereja untuk melakukan dialog dan refleksi mengenai sejumlah isu yang menjadi pergumulan umat. Juga untuk memahami kondisi sosial-politik masa kini, di level internasional, nasional dan lokal, dengan analisis dari perspektif demokrasi. Lalu merumuskan pilihan-pilihan pelayanan gereja dalam rangka keadilan dan kesejahteraan bagi semua ciptaan,” ungkap Olly.

Olly juga menyebutkan, Majelis Pekerja Harian menaruh harapan besar akan hasil dari KGM tahun ini. Apalagi Problematika konteks sosial politik Indonesia yang kompleks diperhadapkan dengan masa depan pembangunan manusia yang berkeadaban, menjadi penting bagi gereja untuk dapat merumuskan sikap dan respons gereja atasnya.

“Mari kita menyumbang pikiran yang terbaik dalam empat hari ini, tetapi juga tindakan nyata sebagai Gereja di Indonesia tercinta,” pungkasnya. (*/Rizath)