manadoterkini.com, MANADO – Pengadaan pakaian dinas para wakil rakyat di DPRD Kota Manado yang nyaris menyentu angka 1 miliar belakangan ramai perlu ditelusuri “corps baju coklat”.
Indikasi adanya dugaan bermasalah dalam proses pengadaan pakaian dinas tersebut, lewat penelusuran di website indokontraktor. Untuk itu, “corps baju coklat” julukan bagi penegak hukum perlu menelusiri dugaan tersebut.
Dimana perusahan atau pihak ketiga pemenang proyek pengadaan pakaian dinas berbandrol ratusan juta rupiah (Rp.783.000.000, -). Bidang pekerjaannya tidak meliputi pengadaan pakaian, namun hanya bergerak di bidang konstruksi pekerjaan beton, pemasangan batu dan pertamanan.
Diketahui, data dari Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Manado, pemenang tender dari pengadaan pakaian dinas ini adalah CV Malindo Nusajaya yang beralamat di Jln MH Thamrin Tuminting.
Berdasarkan penelusuran di website Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Anggaran berbandrol ratusan juta rupiah (Rp 783 juta), untuk pembelian 38 pasang baju, 37 untuk Anggota Dewan dan 1 untuk Sekretaris Dewan, Adi Zainal Abidin.
Anehnya juga, dalam anggaran pengadaan ratusan juta itu, tidak termasuk pakaian dinas untuk 3 orang pimpinan DPRD Manado.
Sekretaris DPRD Manado, Adi Zainal Abidin, ketika akan dikonfirmasi terkait pengadaan pakaian dinas DPRD Manado, tidak menunjukkan sikap kooperatif dan dinilai menutupi terkait proyek pengadaan tersebut.
Hal itu pun menjadi pertanyaan bagi para awak media pos liputan DPRD Manado. Para awak media pun mengatakan jika pengadaan pakaian dinas tersebut tidak bermasalah dan sesuai aturan, kenapa tidak transparan ketika di konfirmasi para awak media.
“Nanti jo” ujar sekwan Adi Zainal Abidin, dengan sikap tidak kooperatif, Saat ditemui di kantornya usai rapat paripurna buka tutup masa sidang, Selasa (04/01/2022), pada sejumlah awak media.
(*/malz)
