Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Hukum dan Kriminal

Lagi, Bocah Mapanget Dicabuli Dua Pria Bejat

×

Lagi, Bocah Mapanget Dicabuli Dua Pria Bejat

Sebarkan artikel ini

ilustrasimanadoterkini.com, MANADO – Kasus pencabulan kembali lagi terjadi. Kali ini korbannya sebut saja Melati (5), salah satu warga di Kecamatan Mapanget. Pasalnya, bocah malang ini dicabuli dua lelaki bejat yakni AB alias Al (30-an), warga Kecamatan Mapanget dan BM alias Bil (28), warga Kecamatan Paal Dua.

Kejadian memilukan itu terjadi di tempat kos Kelurahan Malalayang Dua dan di Kelurahan Lapangan, Kecamatan Mapanget, pada bulan Juni. Namun baru dilaporkan sekira pukul 21.00 Wita, Selasa (25/7) kemarin.

Informasi yang dirangkum, awalnya bocah malang ini mengeluh kepada orang tuanya dimana saat dirinya buag air kecil terasa sakit. Saat itu juga orang tua korban mulai mengintrogasi Melati. Dengan polos korban membeberkan kejadian memilukan yang dialami dirinya.

Diketahui, saat itu korban sedang berada dirumah kerabatnya di Kelurahan Lapangan. Ketika sedang bermain datang pelaku membujuk korban. Bocah malang ini mengatakan dimana kemaluannya telah ditusuk menggunakan jari oleh pelaku Al.

Ironisnya juga, tak hanya satu orang yang telah melakukan perbuatan tak terpuji tersebut kepada sang korban. pada akhir bulan Juni, saat korban berkunjung dengan orang tuanya di rumah keluarganya di Kelurahan Malalayang Dua, Kecamatan Malalayang, Melati di iming-imingi sesuatu oleh pelaku Bil. Setelah diberikan, pelaku kemudian memanggil korban dan mencium bibir serta pipi Melati. Tak haya itu, pria bejat itu memasukan jarinya ke kemaluan korban.

Dengan adanya kejadian tersebut, kini korban merasa kesakitan untuk buag air kecil. Mendengar pernyataan tersebut, orang tua yang geram dengan perbuatan pelaku melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib.

Sementara itu, Kasubag Humas Polresta Manado AKP Roly Sahelangi, ketika dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut.

“Laporannya sudah diterima dan kasusnya sudah diserahkan ke Unit perlindungan perempauan dan anak (PPA),” jelas Sahelangi.(Pra)