Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita PilihanPemerintahan

Kritisi Penjabat Gubernur Sulut, Politisi PDIP : “Marijo Ka Manado” Jangan Hanya Slogan

×

Kritisi Penjabat Gubernur Sulut, Politisi PDIP : “Marijo Ka Manado” Jangan Hanya Slogan

Sebarkan artikel ini

MTerkini.com, SULUT – Setelah postingan Lucky Rumopa Iwan yang mengkritisi program “Marijo Ka Manado” dari Penjabat Gubernur Sulut Dr Soni Sumarsono MDM. Hal yang sama juga diungkapkan sejumlah politisi PDIP.

Seperti diungkapkan Novie Lumowa ketika mengomentari akun facebook Lucky Rumopa Iwan. Lumowa meminta Penjabat Walikota Manado membenahi ibukota Provinsi Sulut. “Coba bantu Walikota coba bantu pa penjabat walikota ..biar bagaimanapun ini ibukota ….Mari jo ke Manado hanya slogan……,”tulis Lumowa.

Postingan FB

Lebih pedes lagi diungkapkan Sandra Rondonuwu. Srikandi PDIP ini menyebut program Marijo ka Manado adalah upaya mempermalukan dan mendiskreditkan masyarakat Sulut. “Program mari jo ka manado justru adalah upaya mempermalukan dan mendiskreditkan SULUT. Kalau memang ini serius maka benahi dulu semua, sekarang udah jadi program semntara masih banyak sampah dimana2, bukankah dgn mari jo ka manado bukan mempermalukan krn yg dilihat adlah sampah,infastrultur yg tidak benar. Pikir pamjang ya kalau bikin program. Jangan datang bekeng bodok pa orang Sulut,”tegas Rondonuwu.

Senada diungkapkan Djenri Keintjem. Anggota DPR-RI ini menilai Sumarsono lebih banyak melakukan pencitraan ketimbang kinerja nyata. “Ini penjabat so terlalu jauuuuh, out of Job. Yang dilakukan hanya pencitraaan dimana-mana berpikir akan jadi penjabat 10 tahun,” sindir Keintjem.

postingan fb

Sayangnya, anggota yang belum lama ini dilantik mengantikan Olly Dondokambey di Senayan menyinggung terkiat tender proyek di Pemprov Sulut. “Bahkan semua proyek fisik 2016 sdh selesai tender tanpa koordinasi dgn gub terpilih,mudah2an tdk hanya dibagi2 kpd kelompok tertentu. Pejabat2 pemprov hanya mangut2 saja alias sisa2 ABS lalu,” tulis Keintjem ketika mengomentari postingan Lucky Rumopa Iwan lewat akun facebook.

Dilain pihak salah satu kader GMNI, Ricky Pitoy Tafuama, mengomentari ternder proyek tahun 2016 di Pemprov Sulut, mengutip jawaban Pj Gubernur Sulut Soni Sumarsono. “Rekan2 PA GMNI, sbg pj Gub Sy sdh ketemu pak OD-SK, Saya dan beliau SEPAKAT tidak ada pengaturan dlm tender di Sulut…. yg sesuai perintah P. Presiden harus sgr dipercepat…. semua proses tender hrs bersih diserahkan kpd mekanisne LPSE secara profesional. Dmkian utk klarifikasi atas statemen seorabg tokoh Sulut yg tak bisa membedakan siapa kawan dan siapa lawan. Bangsa ini sudah gelisah membutuhkan karya dan pengabdian terbsik kita. Salam dan Merdeka !!!,” posting Tafuama.

postingan FB

Atas kritikan tersebut, Pemprov Sulut melalui Kepala Biro (Karo) Pemerintahan Jemmy Kumendong menampiknya dengan mengatakan Program Marijo ka Manado bertahap dan memiliki kerja jangka panjang yang tak bisa dilihat hasilnya serta-merta.

“Program ini masih perlu ada perbaikan, perlunya penambahan berbagai aspek, ini sebabnya Penjabat Gubernur telah melakukan sosialisasi ke beberapa daerah untuk memancing animo kunjungan ke Nyiur Melambai,” kata Kumendong kepada media.

Lanjutnya, program ini telah berjalan dan menunjukan peningkatan yang signifikan dilihat dari indikator penambahan penerbangan dan tingkat hunian hotel.

“Jumlah tingkat hunian hotel setelah ada program ini jauh meningkat, angka penerbangan bertambah, apa alasannya sehingga program ini dikatakan seperti itu. Yang pertama dengan mempersiapkan daerah Pariwisata di Sulut agar dapat terjual, diantaranya dengan bersih kuala, pembersihan pantai Bunaken dan beberapa titik pariwisata lainnya,” jelas Kumendong.(alfa/tim)